This article is based on my references of several books.
Important for me to write is not arbitrary, and because of that, in this work paper I wrote is include by some reference books, there was:
- Alwasilah, A. Chaedar. 2006. “Pokoknya Kualitatif; Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif”. Jakarta : PT Pustaka Jaya.
- Bodgan, Robert, et. Al. 1993. “Kualitatif Dasar Penelitian”. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional.
- Idrus, Muhammad. 2009. “Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif”. Penerbit Erlangga : Jakarta.
- Taylor, Steven J. et. Al. 1993. “Kualitatif; Dasar-dasar Penelitian”. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional
Mata kuliah Metode Ilmu Hubungan Internasional
SEMESTER III

”BENTUK DAN SIFAT PENELITIAN KUALITATIF”
1.
PENDAHULUAN
Penelitian
kualitatif sebagai model yang dikembangkan oleh Mazhab Baden yang bersinergi
dengan aliran filsafat fenomenologi menghendaki pelaksanaan penelitian
berdasarkan pada situasi wajar (natural
setting) sehingga kerap orang juga menyebutnya sebagai metode naturalistic.
Secara sederhana dapat dinyatakan penelitian kualitatif memiliki salah satu
bentuk/ sifat/ kekhasan, yakni penelitian ini memiliki subjek penelitian berupa
informan. Selain itu terdapat beberapa bentuk dan sifat penelitian kualitatif
lainnya yang dipaparkan oleh para ahli, dan didalam buku karya Muhammad Idrus
(2009) cetakan kedua “Metode Penelitian
Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif” dirangkum menjadi 24
sifat dan bentuk penelitian kulitatif. Pada buku karya Alwasilah, A. Chaedar
(2006) yakni “Pokoknya Kualitatif;
Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif” juga dipaparkan
secara singkat mengenai bentuk dan sifat penelitian kualitatif, baik
berdasarkan kutipan Guba & Lincoln (1958) maupun pendapat dari
sumber-sumber lainnya yang digabungkan.
2.
PEMBAHASAN
Berdasarkan latar belakang teoritisnya, penelitian
Kualitatif berakar dari paradigma interperatif, dan dengan semikian dipandang
dari sudut pendekatan dan proses penelitiannya, penelitian Kualitatif memiliki
karakteristik sifat khusus, sebagai berikut[1]:
1) Bersifat Induktif , 2) Bersifat Humanistis, 3) Topik penelitiannya bersifat Kompleks, 4)
Objek dan Sasaran bersifat Mikro, dan
relative sedikit jumlahnya, 5) Sifat dari
Realitas Sosial adalah Ganda dan Holistis.
Selain itu, Guba dan Lincoln (1985:39-43) juga
secara rinci membahas beberapa karakteristik sifat pendekatan kualitatif, yakni
sebagai berikut ; 1) Latar bersifat Alamiah,
2) Manusia bersifat sebagai Instrumen,
3) Pemanfaatan pengetahuan bersifat
Non-proposisional, 4) Analisis data
bersifat Induktif.
Pada buku “Metode
Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif” karya Muhammad
Idrus (2009) kemudian dirangkum secara singkat pendapat para pakar-pakar
penelitian, termasuk pakar diatas mengenai ciri/ karaktersitik sifat dan bentuk
penelitian kualitatif, yakni :
a. Bersifat Alamiah, yakni
penelitian kualitatif berlangsung dalam situasi alamiah (natural setting), dan dalam desain alamiah, yakni peneliti tidak
berusaha untuk memanipulasi situs (setting)
penelitian, ataupun melakukan intervensi terhadap aktivitas subjek penelitian
dengan memberikan treatment (perlakuan)
tertentu, namun peneliti berusaha untuk memahami fenomena yang dirasakan subjek
sebagaimana adanya.
b. Bersifat Dinamis dan Berkembang.
Terkait dengan sifat alamiahnya, maka fenomena yang dilihat peneliti kualitatif
bersifat dinamis dan berkembang. Untuk itu seorang peneliti kualitatif harus
terus mengikuti subjek yang diteliti dalam kurun waktu “cukup lama” agar dapat
melihat perubahan atau perkembangan subjeknya, dengan begitu peneliti
kualitatif disarankan untuk tidak mengambil secara terburu-buru kesimpulan
terhadap aktivitas subjek yang sedang ditelitinya, karena bisa saja hal/ pola
awal yang ditunjukkan oleh subjek adalah sekadar basa-basi atau apa yang
disebut sebagai “persona” (topeng)
sebagai sikap alamiah jika bertemu dengan peneliti yang hanya berlangsung satu
atau dua kali.
c. Fokus Penelitian. Rumusan
masalah sering diistilahkan dalam penelitian kualitatif sebagai “fokus penelitian”, yang dari fokus
tersebut kemudian diturunkan beberapa “pertanyaan
penelitian”, yang dalam penelitian kualitatif diberikan batas kajiannya,
atau penelitinya menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitian atas dasar
fokus yang timbul sebagai masalah penelitian sehingga seorang peneliti
kualitatif dengan mudah menentukan data yang terkait dengan tema penelitiannya.
d. Bersifat Deskriptif, yakni
penelitian kualitatif akan melakukan penggambaran secara mendalam tentang
situasi atau proses yang akan diteliti. Karena sifatnya ini, maka penelitian
kualitatif tidak berusaha untuk menguji hipotesis, atau tidak menjadikan
hipotesis sebagai asumsi awal, tidak bermula kepada keinginan untuk memecahkan
masalah yang terlebih dahulu dihipotesiskan, karena tidak ada hipotesis yang
diajukan para peneliti kualitatif.
e. Sasaran Penelitian berlaku sebagai
Subjek Penelitian. Penelitian kualitatif menggunakan informan atau key informant sebagai subjek, yang dalam penelitiannya, peneliti
tetap menjaga sifat naturalistic-nya
dengan tidak mengontrol atau memberikan perlakuan tertentu terhadap kehidupan
informan tersebut.
f. Data Penelitian bersifat Deskriptif,
yakni data penelitian kualitatif berupa narasi cerita, penuturan informan,
dokumen-dokumen pribadi seperti foto, catatan pribadi/ buku harian (diary), perilaku, gerak tubuh, mimic,
dan banyak hal lain yang tidak didominasi angka-angka sebagaimana penelitian
kuantitatif, mengingat sifatnya yang juga tidak begitu banyak melacak data
non-angka.
g. Berfokus pada Proses dan Interaksi
Subjek, yakni
fokus utama penelitian kualitatif yang terletak pada proses dan interaksi
subjek, serta perilaku yang ditampilkannya. Kegiatan penelitian kualitatif akan
banyak mencandra dan mendeskripikan bagaimana subjek dalam berinteraksi dengan
sekelilingnya terkait dengan tema penelitian, dengan begitu, segala aktivitas
gerak, perilaku, sifat, ungkapan verbal maupun nonverbal menjadi fokus peneliti.
h. Subjek Terbatas. Sumber
data dalam penelitian kualitatif ialah orang-orang yang dianggap tahu dengan
fenomena yang diteliti dan dipilih berdasarkan kriteria yang disepakati
peneliti sendiri sehingga subjeknya terbatas. Penelitian kualitatif tidak menuntut
subjek yang banyak sebagaimana syarat dalam penelitian kuantitatif. Sebagai
contoh, apabila ingin meneliti tentang makna Tari Kecak bagi Masyarakat Bali,
maka tidak perlu bertanya kepada semua orang Bali yang belum tentu tahu dan
mengerti makna atau arti Tari Kecak itu sendiri, untuk itu, informannya dapat
dipersempit dengan menanyakan pada para budayawan atau pelatih tari Bali.
i. Pemilihan Subjek dilakukan secara
Purposive.
Pemilihan subjek/ informan dalam penelitian kualitatif tidak dapat melalui random (acak).
j. Kontak Personal secara Langsung. Pada
proses pengumpulan data terjadi kontak secara langsung antara peneliti dengan
subjek yang diteliti. Kegiatan lapangan merupakan hal yang utama dala
penelitian kualitatif, dengan demikian dalam proses pengambilan datanya,
peneliti juga mengembangkan hubungan personal langsung dengan orang-orang yang
diteliti, dengan tujuan agar peneliti dapat memperoeh pemahaman secara jelas
mengenai realitas social mapun kondisi nyata kehidupan dan perilaku yang
dimunculkan informan, dan hal ini tentunya akan menguntungkan bagi pihak
peneliti.
k. Human Instrument. Kedudukan
seorang peneliti dalam desain penelitian kualitatif sangat penting. Kemampuan
peneliti untuk melakukan observasi ataupun wawancara terhadap informan akan
menentukan data apa yang akan dperolehnya. Sebagai instrument utama (key instrument), peneliti dituntut
untuk dapat membawa berbagai perilaku, interaksi antarsubjek, aktivitas, gerak,
mimik (roman muka), nilai-nilai, symbol, atau apapun yang terkait dengan subjek
yang sedang ditelitinya.
l. Mengutamakan Data Langsung (First Hand),
dalam pengumpulan datanya, peneliti kualitatif akan berusaha untuk mencapatkan
data secara langsung dari sumber asli (first
hand), bukan dari sumber kedua, oleh sebab itu peneliti kualitatif berusaha
melacak data yang diperolehnya dari sumber utama sejauh mana peneliti mampu
lakukan.
m. Hubungan antara Peneliti dengan Informan
terjalin Akrab, dengan kata lain tidak ada jarak antara peneliti dan
orang yang diteliti, keduanya setara, dan hal tersebut merupakan tugas peneliti
untuk dapat menghapus jarak yang ada antara peneliti dan orang yang akan
diteliti tersebut.
n. Perspektif Holistik, yakni
meliputi seluruh sisi kehidupan subjek yang diteliti.
o. Berorientasi pada Kasus Unik. Unik
tidak berarti sepenuhnya aneh, namun dalam artian memiliki sifat khas dan unik
dalam sebuah situasi.
p. Netralitas Empatik.
Patton (1990) adalah orang pertama yang mengajukan istilah netralitas empatik ini, yakni mengacu kepada sifat/ sikap peneliti
terhadap temuan-temuan penelitiannya dan empatik mengacu pada sikap peneliti
terhadap subjek penelitiannya.
q. Keabsahan Data. Keabsahan
data kualitatif dapat diuji melalui triangulasi data maupun data informan, yang
oleh sebab itu peneliti harus mampu mengklasifikasikan data informan agar tetap
sesuai apabila diuji melalui sumber lainnya.
r. Analisis Data dilakukan secara Induktif.
Metode
penelitian kualitatif lebih berorientasi pada eksplorasi dan penemuan (discovery oriented) dan tidak bermaksud
untuk menguji teori. Oleh karena itu, peneliti kualitatif akan mencoba memahami
fenomena atau gejala yang dilihatnya sebagaimana adanya. Analisis induktif akan
dimulai dengan melakukan serangkaian observasi khusus, yang kemudian aka
memunculkan tema-tema atau kategori-kategori, serta pola-pola hubungan diantara
tema atau kategori yang telah dibuatnya.
s. Kebenaran Empirik.
Kebenaran penelitian kualitatif terletak lebih pada sisi informan, kebenaran
emik. Kebenaran bukan lagi diperoleh dengan cara membandingkan perilaku atau
subjek dengan teori, tetapi lebih pada apa yang disampaikan dan ditampilkan
informan.
t. Simpulan bersifat Subjektif. Tidak
seperti pada penelitian kuantitatif, pada penelitian kualitatif tidak
diharuskan untuk melakukan generalisasi
atas kasus yang diteliti, akan tetapi apabila itu diharuskan/ dibutuhkan, maka
simpulan yang dibuat tidak dimaksudkan atau untuk generalisasi, akan tetapi
sekadar sebuah kesimpulan atas kasus subjektif yang diteliti.
u. Bersifat Lentur (Fleksibel),
dikarenakan proses penggalian makna berjalan melalui proses yang
berkesinambungan secara kumulatif maka dalam penelitian kualitatif sangat
dimungkinkan terjadinya proses perancangan ulang prosedur penelitian (re-design).
v. Pentingnya Makna Terdalam (Depth
Meaning),
yakni terkait kepada makna-makna yang terkandung dalam proses sosial, seperti
ketika ditemukannya symbol, artefak, perilaku, sikap, maupun budaya-budaya
non-verbal yang terdapa disekitar subjek (informan) ketika berinteraksi, dan
hal tersebut tidak bisa dilepaskan pengaruhnya.
w. Proses Pengumpulan dan Analisis Data
secara Simultan. Simultan dalam penelitian kualitatif ialah
pengumpulan data dan analisis data yang dapat dilakukan secara bersamaan dengan
cara saat pengumpulan data dilakukan, saat itu pula dilakukan analisis data dan
reduksi data sehingga peneliti dapat melacak data berikut yang diharapkan.
3.
KESIMPULAN
Berbagai pakar telah memaparkan
beberapa sifat umum penelitian kualitatif, dalam buku Taylor dan Bogdan (1993)
diurutkan lima buah sifat dan bentuk metode kualitatif, sementara menurut
pemahaman Guba dan Lincoln (1989) yang dikutip pada buku A Chaedar Alwasilah
(2006), bentuk dan sifat penelitian kualitatif dapat dijabarkan menjadi empat. Muhammad
Idrus (2007) dalam buku terbitannya yang direvisi kedua kalinya pada tahun
2009, menggabungkan pendapat-pendapat para pakar tersebut yang kemudian membuat
bentuk dan sifat penelitian kualitatif terdiri atas 24 jenis/ karakteristik.
thanks for your inform it's very useful.. ;-)
BalasHapus