Minggu, 23 Februari 2014

BOOK RESUME: QUALITATIVE METHOD : BENTUK DAN SIFAT


This article is based on my references of several books. 
Important for me to write is not arbitrary, and because of that, in this work paper I wrote is include by some reference books, there was:

  • Alwasilah, A. Chaedar. 2006. “Pokoknya Kualitatif; Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif”. Jakarta : PT Pustaka Jaya.
  • Bodgan, Robert, et. Al. 1993. “Kualitatif Dasar Penelitian”. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional.
  • Idrus, Muhammad. 2009. “Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif”. Penerbit Erlangga : Jakarta.
  • Taylor, Steven J. et. Al. 1993. “Kualitatif; Dasar-dasar Penelitian”. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional


Mata kuliah Metode Ilmu Hubungan Internasional
SEMESTER III
 


”BENTUK DAN SIFAT PENELITIAN KUALITATIF”


1.                  PENDAHULUAN
Penelitian kualitatif sebagai model yang dikembangkan oleh Mazhab Baden yang bersinergi dengan aliran filsafat fenomenologi menghendaki pelaksanaan penelitian berdasarkan pada situasi wajar (natural setting) sehingga kerap orang juga menyebutnya sebagai metode naturalistic. Secara sederhana dapat dinyatakan penelitian kualitatif memiliki salah satu bentuk/ sifat/ kekhasan, yakni penelitian ini memiliki subjek penelitian berupa informan. Selain itu terdapat beberapa bentuk dan sifat penelitian kualitatif lainnya yang dipaparkan oleh para ahli, dan didalam buku karya Muhammad Idrus (2009) cetakan kedua “Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif” dirangkum menjadi 24 sifat dan bentuk penelitian kulitatif. Pada buku karya Alwasilah, A. Chaedar (2006) yakni “Pokoknya Kualitatif; Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif” juga dipaparkan secara singkat mengenai bentuk dan sifat penelitian kualitatif, baik berdasarkan kutipan Guba & Lincoln (1958) maupun pendapat dari sumber-sumber lainnya yang digabungkan.

2.                  PEMBAHASAN
Berdasarkan latar belakang teoritisnya, penelitian Kualitatif berakar dari paradigma interperatif, dan dengan semikian dipandang dari sudut pendekatan dan proses penelitiannya, penelitian Kualitatif memiliki karakteristik sifat khusus, sebagai berikut[1]: 1) Bersifat Induktif , 2) Bersifat Humanistis, 3) Topik penelitiannya bersifat Kompleks, 4) Objek dan Sasaran bersifat Mikro, dan relative sedikit jumlahnya, 5) Sifat dari Realitas Sosial adalah Ganda dan Holistis.
Selain itu, Guba dan Lincoln (1985:39-43) juga secara rinci membahas beberapa karakteristik sifat pendekatan kualitatif, yakni sebagai berikut ; 1) Latar bersifat Alamiah, 2) Manusia bersifat sebagai Instrumen, 3) Pemanfaatan pengetahuan bersifat Non-proposisional, 4) Analisis data bersifat Induktif.
Pada buku “Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif” karya Muhammad Idrus (2009) kemudian dirangkum secara singkat pendapat para pakar-pakar penelitian, termasuk pakar diatas mengenai ciri/ karaktersitik sifat dan bentuk penelitian kualitatif, yakni :
a.    Bersifat Alamiah, yakni penelitian kualitatif berlangsung dalam situasi alamiah (natural setting), dan dalam desain alamiah, yakni peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi situs (setting) penelitian, ataupun melakukan intervensi terhadap aktivitas subjek penelitian dengan memberikan treatment (perlakuan) tertentu, namun peneliti berusaha untuk memahami fenomena yang dirasakan subjek sebagaimana adanya.
b.   Bersifat Dinamis dan Berkembang. Terkait dengan sifat alamiahnya, maka fenomena yang dilihat peneliti kualitatif bersifat dinamis dan berkembang. Untuk itu seorang peneliti kualitatif harus terus mengikuti subjek yang diteliti dalam kurun waktu “cukup lama” agar dapat melihat perubahan atau perkembangan subjeknya, dengan begitu peneliti kualitatif disarankan untuk tidak mengambil secara terburu-buru kesimpulan terhadap aktivitas subjek yang sedang ditelitinya, karena bisa saja hal/ pola awal yang ditunjukkan oleh subjek adalah sekadar basa-basi atau apa yang disebut sebagai “persona” (topeng) sebagai sikap alamiah jika bertemu dengan peneliti yang hanya berlangsung satu atau dua kali.
c.    Fokus Penelitian. Rumusan masalah sering diistilahkan dalam penelitian kualitatif sebagai “fokus penelitian”, yang dari fokus tersebut kemudian diturunkan beberapa “pertanyaan penelitian”, yang dalam penelitian kualitatif diberikan batas kajiannya, atau penelitinya menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah penelitian sehingga seorang peneliti kualitatif dengan mudah menentukan data yang terkait dengan tema penelitiannya.
d.   Bersifat Deskriptif, yakni penelitian kualitatif akan melakukan penggambaran secara mendalam tentang situasi atau proses yang akan diteliti. Karena sifatnya ini, maka penelitian kualitatif tidak berusaha untuk menguji hipotesis, atau tidak menjadikan hipotesis sebagai asumsi awal, tidak bermula kepada keinginan untuk memecahkan masalah yang terlebih dahulu dihipotesiskan, karena tidak ada hipotesis yang diajukan para peneliti kualitatif.
e.    Sasaran Penelitian berlaku sebagai Subjek Penelitian. Penelitian kualitatif menggunakan informan atau key informant sebagai subjek, yang dalam penelitiannya, peneliti tetap menjaga sifat naturalistic-nya dengan tidak mengontrol atau memberikan perlakuan tertentu terhadap kehidupan informan tersebut.
f.    Data Penelitian bersifat Deskriptif, yakni data penelitian kualitatif berupa narasi cerita, penuturan informan, dokumen-dokumen pribadi seperti foto, catatan pribadi/ buku harian (diary), perilaku, gerak tubuh, mimic, dan banyak hal lain yang tidak didominasi angka-angka sebagaimana penelitian kuantitatif, mengingat sifatnya yang juga tidak begitu banyak melacak data non-angka.
g.   Berfokus pada Proses dan Interaksi Subjek, yakni fokus utama penelitian kualitatif yang terletak pada proses dan interaksi subjek, serta perilaku yang ditampilkannya. Kegiatan penelitian kualitatif akan banyak mencandra dan mendeskripikan bagaimana subjek dalam berinteraksi dengan sekelilingnya terkait dengan tema penelitian, dengan begitu, segala aktivitas gerak, perilaku, sifat, ungkapan verbal maupun nonverbal menjadi fokus peneliti.
h.   Subjek Terbatas. Sumber data dalam penelitian kualitatif ialah orang-orang yang dianggap tahu dengan fenomena yang diteliti dan dipilih berdasarkan kriteria yang disepakati peneliti sendiri sehingga subjeknya terbatas. Penelitian kualitatif tidak menuntut subjek yang banyak sebagaimana syarat dalam penelitian kuantitatif. Sebagai contoh, apabila ingin meneliti tentang makna Tari Kecak bagi Masyarakat Bali, maka tidak perlu bertanya kepada semua orang Bali yang belum tentu tahu dan mengerti makna atau arti Tari Kecak itu sendiri, untuk itu, informannya dapat dipersempit dengan menanyakan pada para budayawan atau pelatih tari Bali.
i.     Pemilihan Subjek dilakukan secara Purposive. Pemilihan subjek/ informan dalam penelitian kualitatif tidak dapat melalui random (acak).
j.     Kontak Personal secara Langsung. Pada proses pengumpulan data terjadi kontak secara langsung antara peneliti dengan subjek yang diteliti. Kegiatan lapangan merupakan hal yang utama dala penelitian kualitatif, dengan demikian dalam proses pengambilan datanya, peneliti juga mengembangkan hubungan personal langsung dengan orang-orang yang diteliti, dengan tujuan agar peneliti dapat memperoeh pemahaman secara jelas mengenai realitas social mapun kondisi nyata kehidupan dan perilaku yang dimunculkan informan, dan hal ini tentunya akan menguntungkan bagi pihak peneliti.
k.   Human Instrument. Kedudukan seorang peneliti dalam desain penelitian kualitatif sangat penting. Kemampuan peneliti untuk melakukan observasi ataupun wawancara terhadap informan akan menentukan data apa yang akan dperolehnya. Sebagai instrument utama (key instrument), peneliti dituntut untuk dapat membawa berbagai perilaku, interaksi antarsubjek, aktivitas, gerak, mimik (roman muka), nilai-nilai, symbol, atau apapun yang terkait dengan subjek yang sedang ditelitinya.
l.     Mengutamakan Data Langsung (First Hand), dalam pengumpulan datanya, peneliti kualitatif akan berusaha untuk mencapatkan data secara langsung dari sumber asli (first hand), bukan dari sumber kedua, oleh sebab itu peneliti kualitatif berusaha melacak data yang diperolehnya dari sumber utama sejauh mana peneliti mampu lakukan.
m. Hubungan antara Peneliti dengan Informan terjalin Akrab, dengan kata lain tidak ada jarak antara peneliti dan orang yang diteliti, keduanya setara, dan hal tersebut merupakan tugas peneliti untuk dapat menghapus jarak yang ada antara peneliti dan orang yang akan diteliti tersebut.
n.   Perspektif Holistik, yakni meliputi seluruh sisi kehidupan subjek yang diteliti.
o.   Berorientasi pada Kasus Unik. Unik tidak berarti sepenuhnya aneh, namun dalam artian memiliki sifat khas dan unik dalam sebuah situasi.
p.   Netralitas Empatik. Patton (1990) adalah orang pertama yang mengajukan istilah netralitas empatik ini, yakni mengacu kepada sifat/ sikap peneliti terhadap temuan-temuan penelitiannya dan empatik mengacu pada sikap peneliti terhadap subjek penelitiannya.
q.   Keabsahan Data. Keabsahan data kualitatif dapat diuji melalui triangulasi data maupun data informan, yang oleh sebab itu peneliti harus mampu mengklasifikasikan data informan agar tetap sesuai apabila diuji melalui sumber lainnya.
r.     Analisis Data dilakukan secara Induktif. Metode penelitian kualitatif lebih berorientasi pada eksplorasi dan penemuan (discovery oriented) dan tidak bermaksud untuk menguji teori. Oleh karena itu, peneliti kualitatif akan mencoba memahami fenomena atau gejala yang dilihatnya sebagaimana adanya. Analisis induktif akan dimulai dengan melakukan serangkaian observasi khusus, yang kemudian aka memunculkan tema-tema atau kategori-kategori, serta pola-pola hubungan diantara tema atau kategori yang telah dibuatnya.
s.    Kebenaran Empirik. Kebenaran penelitian kualitatif terletak lebih pada sisi informan, kebenaran emik. Kebenaran bukan lagi diperoleh dengan cara membandingkan perilaku atau subjek dengan teori, tetapi lebih pada apa yang disampaikan dan ditampilkan informan.
t.     Simpulan bersifat Subjektif. Tidak seperti pada penelitian kuantitatif, pada penelitian kualitatif tidak diharuskan untuk melakukan generalisasi atas kasus yang diteliti, akan tetapi apabila itu diharuskan/ dibutuhkan, maka simpulan yang dibuat tidak dimaksudkan atau untuk generalisasi, akan tetapi sekadar sebuah kesimpulan atas kasus subjektif yang diteliti.
u.   Bersifat Lentur (Fleksibel), dikarenakan proses penggalian makna berjalan melalui proses yang berkesinambungan secara kumulatif maka dalam penelitian kualitatif sangat dimungkinkan terjadinya proses perancangan ulang prosedur penelitian (re-design).
v.   Pentingnya Makna Terdalam (Depth Meaning), yakni terkait kepada makna-makna yang terkandung dalam proses sosial, seperti ketika ditemukannya symbol, artefak, perilaku, sikap, maupun budaya-budaya non-verbal yang terdapa disekitar subjek (informan) ketika berinteraksi, dan hal tersebut tidak bisa dilepaskan pengaruhnya.
w. Proses Pengumpulan dan Analisis Data secara Simultan. Simultan dalam penelitian kualitatif ialah pengumpulan data dan analisis data yang dapat dilakukan secara bersamaan dengan cara saat pengumpulan data dilakukan, saat itu pula dilakukan analisis data dan reduksi data sehingga peneliti dapat melacak data berikut yang diharapkan.

3.                  KESIMPULAN
Berbagai pakar telah memaparkan beberapa sifat umum penelitian kualitatif, dalam buku Taylor dan Bogdan (1993) diurutkan lima buah sifat dan bentuk metode kualitatif, sementara menurut pemahaman Guba dan Lincoln (1989) yang dikutip pada buku A Chaedar Alwasilah (2006), bentuk dan sifat penelitian kualitatif dapat dijabarkan menjadi empat. Muhammad Idrus (2007) dalam buku terbitannya yang direvisi kedua kalinya pada tahun 2009, menggabungkan pendapat-pendapat para pakar tersebut yang kemudian membuat bentuk dan sifat penelitian kualitatif terdiri atas 24 jenis/ karakteristik.



[1] Taylor & Boglan, 1984; Marshall & Rossman, 1989; Silberman, 1993.

1 komentar:

Resume: Military Technology and Conflict: Geoffrey Kemp PART VI (PROLIFERASI DAN ASIMETRI PEPERANGAN)

Mata kuliah Resolusi Konflik SEMESTER VI Military Technology and Conflict by Geoffrey Kemp Proliferasi dan Asimetri...