BERBAGAI PENDEKATAN TERHADAP MANAJEMEN
a.
Pendekatan
Empiris atau Pendekatan Kasus
Pendekatan empiris atau pendekatan kasus,
menganalisis manajemen dengan menelaah pengalaman melalui berbagai kasus.
Pendekatan ini didasarkan pada keyakinan bahwa melalui studi tetang
keberhasilan dan kesalahan para manajer dalam setiap kasus dan upaya mereka
menanggulangi berbagai masalah khusus. Didalam pendekatan empiris atau
pendekatan kasus ini, dapat diketahui cara mengelola yang efektif dalam situasi
yang serupa.
b.
Pendekatan
Perilaku Antarpribadi
Pendekatan perilaku antar peribadi (interpersonal behavior approach)
didasarkan pada gagasan bahwa manajemen merupakan upaya mencapai hasil melalui
orang lain, dan karenanya, studi pendekatan ini perlu dipusatkan melalui
oranglain, dan karenannya, studi pendekatan ini dipusatkan pada hubungan antar
pribadi atau memusatkan perhatian pada aspek manusia dari manajemen dan pada
keyakinan bahwa apabila orang-orang bekerja sama untuk mencapai sasaran.
Tidak ada yang dapat menyangkal bahwa pengelolaan
melibatkan prilaku manusia atau memperdebatkan bahwa telaah tentang interaksi
manusia, merupakan hal yang bermanfaat. Namun didalam prinsip manajemen,
pendekatan perilaku antarpribadi tidak juga mencakup semua aspek dalam
manajemen, karena itu bukanlah suatu jaminan untuk mengelola secara efektif.
Namun pendekatan ini sangat berguna, terutama dalam bidang kepemimpinan.
c.
Pendekatan
Perilaku Kelompok
Pendekatan perilaku kelompok (Group behavior approach) erat kaitannya dengan pendekatan perilaku
antar pribadi dan seringkali disamakan. Pendekatan in terutama labih menekankan
perhatian pada perilaku orang-orang dalam kelompok ketimbang pada perilaku
masing-masing saja.
Pendekatan perilaku kelompok sangat beraneka ragam,
mulai dari studi kelompok kecil dengan pola budaya dan perilakunya sampai
dengan studi tentang komposisi perilaku kelompok besar. Pendekatan ini sering
juga disebut sebagai “pendekatan organisasi”.
d.
Pendekatan
Sistem Sosial yang Kooperatif
Pendekatan perilaku antar pribadi dan kelompok telah
mendorong dan mempertajam fokus studi tentang hubungan manusia sebagai system
sosial yang koorporatif (cooperative
social systems). Perubahan system sosial yang kooperatif merupakan
pendekatan yang menyempurnakan pendekatan perilaku kelompok dengan lebih
menekankan pada kerjasama yang terorganisasi secara baik.
e.
Pendekatan
Sistem Sosioteknis
Salah satu aliran manajemen yang lebih baru diacu
sebagai pendekatan, adalah pendekatan system sosioteknis (sociotechnical system approach). Yang umumnya dipandang sebagai
kontribusi E.L Trist dan rekan-rekannya, dalam berbagai studi yang mereka
lakukan terhadap masalah produksi dipertambangan batubara, mereka menemukan
bahwa studi-studi sebelumnya masih belum cukup, karena sebenarnya, juga
diperlukan telaah terhadap masalah-masalah sosial.
Dalam menangani masalah produktifitas, misalnya,
mereka menemukan bahwa system teknik (mesin dan metode) memiliki dampak yang
kuat atas system sosial. Dengan kata lain, sikap pribadi dan perilaku kelompok
dipengaruhi oleh system teknik ditempat
kerja. Oleh sebab itu, E.L Trist dan rekan-rekannya memandang bahwa system
sosial dan system teknik harus diserasikan, dan apabila terdapat
ketidakcocokan, maka seyogyanya diperlukan perubahan, yang biasanya dilakukan
dalam system teknik. Dan terbukti,
meskipun pemikiran pendekatan ini masih baru, namun memberikan sumbangan cukup
besar bagi perkembangan manajemen. Analisis dan koordinasi yang dilakukan
secara sistematis terhadap system sosial dan teknik dalap menghasilkan
mashlahat (benefit) manajerial yang besar.
f.
Pendekatan Teori Keputusan
Pendekatan teori keputusan (decision theory approach) terhadap manajemen didasarkan pada
keyakinan bahwa, karena para manajer mengambil keputusan, maka diperlukan
perhatian pada pengambilan keputusan tersebut. Pendekatan ini membangun teori
tentang pengambilan keputusan, pemilihan arah tindakan dari berbagai
alternative yang mungkin, analisis proses keputusan, dan sebagainya.
g.
Pendekatan
Sistem
Sebuah system pada hakikatnya adalah seperangkat
atau sekumpulan hal yang saling berkaitan atau saling tergantung, sehingga
membentuk suatu kesatuan yang kompleks. Didalam ilmu manajemen, jika manajer
merencanakan, mereka tidak memiliki pilihan lain kecuali memperhitungkan
variabel-variabel eksternal seperti pasar, teknologi, kekuatan sosial, hukum,
dan peraturan-peraturan. Apabila seorang manajer merancang sebuah sistem
organisasi guna menyediakan suatu lingkungan bagi prestasi, mereka pasti
dipengaruhi oleh pola-pola perilaku yang dibawa orang keperkerjaan mereka dari lingkungan eksternal
suatu perusahaan. System juga memainkan peranan yang penting dalam bidang pengelolaan
itu sendiri, yaitu system perencanaan, system pengorganisasian, dan system
pengendalian.
h.
Pendekatan
Matematis atau “Ilmu Manajemen”
Beberapa teoretisi memandang pengelolaan /
pemanajemenan sebagai latihan dalam proses, konsep, symbol, dan model matematis.
Mereka percaya bahwa apabila pengelolaan, pengorganisasian, perencanaan, atau
pengambilan keputusan merupakan proses logis, hal itu dapat diungkapkan dalam
symbol dan hubungan matematis. Dan fokus dalam pendekatan matematis ini ada lah
model matematis. Dengan kata lain, apabila hendak mencapai tujuan tertentu,
model ini merupakan saran yang tepat untuk dilakukan.
i.
Pendekatan Kontijensi atau Situasional
Pada dasarnya, pendekatan situasional (contingency or situational approach) ini
menekankan fakta bahwa hal-hal yang dilakukan para manajer dalam praktek
bergantung pada keadaan tertentu / suatu kontijensi atau situasi. Menurut
beberapa sarjana, teori kontijensi tidak hanya memperhitungkan situasi
tertentu, tetapi juga pengaruh pemecahan tertentu pada pola perilaku suatu
perusahaan. Sebagai contoh; suatu organisasi yang distruktur sesuai dengan
fungsi operasional, seperti keuangang, perekayasaan, produksi dan pemasaran,
mungkin paling cocok bagi situasi tertentu, tetapi para manajer yang menerapkan
pendekatan ini perlu mempertimbangkan bahwa hal itu mungkin akan mendorong
perkembangan pola loyalitas kelompok pada fungsi ketimbang pada perusahaan.
j.
Pendekatan Peran Manajerial
Pendekatan peran manajerial merupakan pendekatan
yang termasuk baru dan memikat perhatian para akademisi dan para praktisi.
Pendekatan ini, pada pokoknya adalah untuk mengamati apa yang dilakukan oleh
para manajer dan dari pengamatan tersebut, kemudian ditarik kesimpulan mengenai
arti atau peran manajerial tersebut. Didalam pendekatan peran manajerial, lebih
disoroti secara tajam mengenai peran dari manajerial tersebut, seoerti
kesimpulan bahwa sebenarnya para manajer mengisi suatu seri dari sepuluh peran,
yakni ; peran antar pribadi (mencakup; peran sosial dan seremonial, peran pemimpin,
dan peran penghubung), peran informasional (mencakup; peran penerima informasi,
peran penyebar informasi, dan peran juru bicara yang menyiarkan informasi), dan
peran sehubungan dengan keputusan (mencakup ; peran kewiraswastaan, menangani
gangguan, alokasi sumber, dan peran negosiasi).
k.
Pendekatan
Operasional
Pendekatan operasional (operasional approach) merupakan teori dan ilmu manajemen yang
berusaha mengumpulkan pengetahuan yang berkaitan dalam bidang manajemen sambil
menghubungkannya dengan pekerjaan manajerial (apa yang dilakukan oleh seorang
manajer). Dengan kata lain, ilmu ini seperti ilmu-ilmu operasional lainnya,
yakni mencoba memadukan konsep-konsep, prinsip,
teori, dan teknik-teknik yang menyokong tugas-tugas manajemen.
Pendekatan operasional mengakui keberadaan inti
sentral dalam pengetahuan pemanajemenan, seperti; karyawan dan staff,
departementasi, pembatasan manajemen, penilaian manajerial, dan berbagai teknik
pengendalian manajerial mencakup konsep-konsep dan teori yang hanya ditemukan
apabila manajer terlibat didalamnya. Oleh
sebab itu, dalam penerapannya, dapat dijabarkan kembali mengenai mengenai manajer
dan fungsi-fungsi manajer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar