Minggu, 23 Februari 2014

Book Resume Asas Manajemen : Dr. H. B Siswanto, Pengantar Manajemen.


Mata kuliah ASAS MANAJEMEN

Tugas:
Memberikan resume dari sebuah buku pengantas teori Asas Manajemen, kemudian berikan kritik dan saran atas buku tersebut!
SEMESTER IV



                                                           ASAS MANAJEMEN

Ringkasan tulisan ini berdasarkan Buku : Dr. H.B Siswanto "Pengantar manajemen" yang dipublikasikan pada tahun 2005.

DEFINISI MANAJEMEN DAN MANAJER

Istilah manajemen (management) diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda-beda, misalnya menurut ahli John D. Millett, manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai suatu tujuan. Millet lebih menekankan manajemen sebagai suatu proses, yaitu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling berurutan (1987).
Sementara ahli lain, seperti James A.F Stoner dan Charles Wankel (1986) memberikan batasan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi. Menurut mereka, proses adalah cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan.
Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1980) bahkan memberikan batasan manajemen yakni sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut lebih menekankan bahwa definisi tersebut tidaklah dimaksudkan hanya untuk satu jenis organisasi saja, tetapi dapat diterapkan pada berbagai jenis organisasi tempat individu dan kelompok tersebut menggabungkan diri untuk mewujudkan tujuan bersama.
Hal tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak dalam memberikan istilah diwarnai oleh latar belakang pekerjaan mereka, dan perspektif berbeda, seperti ; manajemen adala pengelolaan, pembinan, pengurusan, pentatalaksanaan, dan sebagainya.
Manajemen juga dapat diartikan sebagai suatu ilmu, yakni merupakan akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasikan menjadi suatu kesatuan yang terpadu dan dapat dijadikan pegangan dasar dalam bertindak. Dan manajemen juga dapat diartikan sebagai seni, yakni keahlian, kemampuan, serta keteramilan dalam aplikasi prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumberdaya manusia secara efektif dan efisien.
Maka, berdasarkan seluruh pengertian diatas dapat dideskripsikan pula yang disebut sebagai ‘manager’. Manager adalah seorang yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, serta pengendali orang dan mekanisme kerja untuk mencapai suatu  tujuan
Oleh sebab itu, seorang manajer haruslah memiliki kemampuan atau sifat, perilaku, dan karakter seorang  pemimpin, maka ia dapat mengerjakan tugasnya sebagai manajer dengan baik.
James A.F Stoner dan Charles Wankel (1986) mendeskripsikan tugas manajer yakni ; mampu bekerja dengan dan melalui orang lain, bertanggung jawab dan bertanggung gugat, dapat menyeimbangkan persaingan tujuan serta menetapkan prioritas, mampu berpikir secara analitis dan konseptual, menjadi penengah, melambangkan kesuksesan, dapat bertindak sebagai diplomat  / mewakili resmi dari unit kerja atau rapat-rapat organisasi, mampu mengambil keputusan yang sulit, dan harus mampu membangun hubungan dan menggunakan bujuk rayu serta kompromi dalam mencapai tujuan organisasi, sebagaimana dilakukan oleh politikus untuk menjalankan programnya.


FUNGSI MANAJEMEN

1.         PERENCANAAN
Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Dengan kata lain, merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lainnya yang berusaha dimaksimumkan efektivitas seluruhnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.
Pada umumnya, perencanaan memiliki dua fungsi / tujuan, yakni ; menetapkan tujuan  yang akan dicapai pada hierarki yang lebih rendah, serta sebagai alat untuk mencapai perangkat tujuan pada hierarki lebih tinggi berikutnya.

2.    PENGORGANISASIAN
Organisasi (organization) dapat didefiniskan sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan  tujuan bersama. Berdasarkan definisi tersebut, maka jelas bahwa didalam suatu organisasi minimum mencakup tiga elemen yang saling berhubungan, yakni ; sekelompok orang,  interaksi dan kerja sama, serta memiliki tujuan yang sama yang ingin direalisasikan.
Oleh sebab ketiga elemen tersebut, maka dapat dikatakan organisasi merupakan wadah atau suatu tempat dimana orang-orang berinteraksi dan bekerja sama. Organisasi juga dikatakan sebagai alat, yang berarti organisasi dapat dijadikan sebagai alat untuk merealisasikan tujuan bersama tersebut. Selain itu, organisasi juga dinamis ataupun statis, yakni adanya suatu ketetapan dan pembagian kerja, pembatasan tugas, otoritas dan tanggung jawab, serta penerapan hubungan organisasi diantara elemen organisasi tersebut. Dan statis berarti organisasi sebagai suatu bagan atau struktur  yang berwujud dan bergerak demi mencapai tujuan bersama.
Ketetapan dan pembagian kerja (spesialisasi) dianggap penting didalam organisasi karena :
a.       Apabila suatu pekerjaan terdiri atas sedikit tugas, manajemen mudah memberikan pelatihan penggantinya bagi bawahan yang diberhentikan, dimutasikan, atau mangkir. Aktivitas pelatihan yang seperti ini hanya akan memerlukan alokasi biaya pelatihan yang rendah
b.        Bawahan dapat menjadi ahli dalam melaksanakan tugas yang spesifik tersebut. Keahlian yang tinggi juga akan menghasilkan keluaran yang baik.

3.    PENGARAHAN
Pekerjaan yang besar frekuensinya dibebankan keada bawahan, menyebabkan cenderung semakin besar dibutuhkannya pula petunjuk untuk mengoperasionalkannya. Maka sebuah pengarahan amat dibutuhkan didalam struktur manajemen.
Singkatnya, pengarahan berarti menentukan bagi bawahan tentang apa yang harus mereka kerjakan atau tidak boleh mereka kerjakan. Pengarahan mencakup berbagai proses operasi standar, pedoman dan buku panduan, bahkan manajemen berdasarkan sasaran. Pengarahan merupakan metode untuk menyalurkan perilaku bawahan dalam aktivitas tertentu dan menghindari aktivitas lain dengan menetapkan peraturan dan standar, kemudian memastikan bahwa peraturan tersebut dipatuhi.
Namun, selain untuk mengarahkan serta menentukan atau melarang jenis periaku-perilaku bawahan, secara umum pengarahan juga memiliki fungsi, yakni :
-          Menjamin kontinuitas perencanaan
-          Membudayakan prosedur standar
-          Menghindari kemangkiran yang tak berarti
-          Membina disiplin kerja
-          Membina motivasi yang terarah

4.    PEMOTIVASIAN
Bernard Berelson dan gary A. Steiner dalam Machrony (1854 : 109) mendifiniskan motivasi sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energy, mendorong kegiatan, dan mengarah atau menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.
Motivasi tampak sebagai suatu kebutuhan sekaligus sebagai pendorong yang dapat menggerakkan semua potensi. Motivasi kerja dapat memberikan energy yang menggerakkan segala potensi yang ada, serta meningkatkan kegairahan bersama.
Menurut Sagir (1985), motivasi seseorang akan ditentukan oleh stimulusnya. Stimulus merupakan mesin penggerak motivasi, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.       Kinerja
b.      Penghargaan
c.       Tantangan
d.      Tanggung jawab
e.       Pengembangan
f.            Keterlibatan
g.      Kesempatan

5.    PENGENDALIAN
Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain system umpan balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan.
Pengendalian manajemen dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis pengendalian, yakni :

a.       Sistem pengendalian umpan balik
Sistem pengendalian umpan balik beroperasi dengan pengukuran beberapa aspek proses yang sedang dikendalikan dan perbaikan proses apabila ukuran menunjukkan bahwa proses menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian ini memantau proses operasi maupun masukan dalam suatu usaha untuk menerka penyimpangan yang potensial agar tindakan perbaikan atas penyimpangan yang terjadi dapat dilakukan guna mencegah permasalahan kompleks menimpa organisasi.
Sistem pengendalian umpan balik biasanya terdiri atas lima komponen,  yakni : proses operasi yang mengolah pemasukan menjadi pengeluaran, karakteristik proses yang merupakan subjek pengendalian, system pengukuran menentukan kondisi dan karakteristik, serangkaian standar atau criteria selanjutnya diadakan evaluasi, dan membandingkan standar karakteristik proses dengan standar yang mengambil tindakan untuk adaptasi proses apabila perbandingan tersebut menunjukkan terjadinya penyimpangan proses dan rencana yang telah ditetapkan.

b.      System pengendalian umpan maju
Komponen system pengendalian umpan maju sama dengan system pengendalian umpan balik, namun pengendalian umpan maju hadir untuk mengatasi kelemahan system pengendalian umpan balik yang tidak memberikan peringatan suatu penyimpangan sebelum hal tersebut menjadi cukup berarti.
Pengendalian umpan maju bertindak mencegah dengan memberikan peringatan apabila terjadi suatu penyimpangan didalam pengendalian sebelum hal tersebut berlanjut dan memberikan pengaruh yang cukup berarti.

c.       Sistem pengendalian pencegahan
Berbeda dengan dua system pengendalian, yakni umpan balik dan umpan maju yang berfungsi secara ekstern mengendalikan, memantau operasi, dan terlibat dalam mengambil tindakan perbaikan apabila terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan, system pengendalian pencegahan merupakan kebijakan dan prosedur yang sebenarnya merupakan bagian dari proses tersebut. Dengan kata lain, pengendalian pencegahan berfungsi secara intern.
 Ditinjau dari waktu pelaksanaannya, pengendalian dapat dibedakan menjadi empat jenis pokok, yakni:
-          Pengendalian sebelum tindakan (Preaction Controls)
Yakni pengendalian yang memastikan bahwa sebelum tindakan dimulai, maka sumber daya manusia, bahan dan financial yang diperlukan harus telah dianggarkan. Dengan demikia, apabila kegiatan dilakukan, sumber daya tersebut telah tersedia, baik jenis, kualitas, kuantitas, maupun tempat telah sesuai dengan kebutuhan.
-          Pengendalian Kemudi (Steering Controls)
Pengendalian jenis ini digambarkan bagaikan sebuah kemudi pada mobil, yakni dirancang untuk mendeteksi penyimpangan dari standar atau tujuan tertentu dan memungkinkan pengambilan tindakan perbaikan sebelum suatu urutan kegiatan tertentu diselesaikan.
-          Penyaringan atau Pengendalian Ya / Tidak (Screening or Yes / No Controls)
Pengendalian penyaringan berguna sebagai alat kemudi ganda yang tujuannya menyempurnakan kemudi / pengendalian kemudi tersebut. Karena didalam mengambil tindakan perbaikan, diperlukan penyaringan terlebih dahulu.
-          Pengendalian Setelah  Tindakan (Post Action Controls)
Pengendalian ini berusaha untuk mengukur hasil atas suatu kegiatan yang telah diseesaikan. Penyebab penyimpangan dari rencana atau standar yang telah ditentukan dan temuan tersebut diaplikasikan pada aktivitas yang sama dimasa yang akan datang.
Pengendalian setelah tindakan juga berfungsi sebagai balas jasa untuk memotivasi karyawan yang misalnya ; akan diberikan kompensasi tertentu apabila karyawan telah mencapai standar.


FUNGSI MANAJER
Proses manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi. Rangkaian aktivitas tersebutlah yang dimaksudkan merupakan fungsi seorang manajer.
Kajian fungsi manajer secara garis besar dapat dilihat dari dua arah, yaitu fungsi manajer kedalam organisasi dan fungsi manajer keluar organisasi. Fungsi manajer kedalam organisasi dapat dilihat dari dua sudut, yakni :

a.       Fungsi manajer dari sudut proses
Fungsi manajer dari sudut proses merupakan tahapan aktivitas yang secara kontinu mutlak dioperasikan oleh manajer, yang meliputi ;
-          Perencanaan (planning)
-          Pengorganisasian (organizing)
-          Pengarahan (directing)
-          Pemotivasian (motivating)
-          Pengendalian (controlling)
Yang pada dasarnya sama saja dengan fungsi utama manajemen itu sendiri.

b.      Fungsional manajer dari sudut spesialisasi kerja
Merupakan fungsi sesuai dengan bidang kerja yang ada didalam organisasi, fungsi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
-          Fungsi keuangan
-          Fungsi pemasaran
-          Fungsi pembelian
-          Fungsi Produksi

Sedangkan fungsi manajer keluar organisasi merupakan pelaksanaan aktivitas manajer yang berhubungan dengan pihak yang berkepentingan dengan organisasi maupun organisasi yang berkepentingan dengan pihak tertentu. Dalam penerapan fungsi keluar organisasi, komunikasi memegang peran yang sangat penting. Bahkan tanpa proses komunikasi, penerapan fungsi hampir tidak mungkin berjalan. Fungsi manajer keluar organisasi, antara lain berupa :
a.       Penyampaian informasi ekonomis kepada pihak yang berkepentingan dengan organisasi,  misalnya kepada pemegang saham, investor, pemasok, pelanggan, bank, kreditur, pemerintah, dan sejenisnya.
b.      Penyampaian informasi umum kepada pihak  luar, misalnya pengumuman,  pameran, siaran, dan sejenisnya
c.       Kerjasama dengan pihak lain, pemerintah maupun  swasta dalam maupun luar negeri.


KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan sikap atau sifat dasar dari perilaku manajemen. Para ahli seperti Ralph M. Stogdill (1971) mendefinisikan kepemimpinanan sebagai proses pengarahan dan memengaruhi aktivitas yang dihubungkan dengan tugas dari para anggota kelompok. Oleh sebab itu, dari pengertian Stogdill tersebut, kepemimpinan harus mencakup;
1.      Melibatkan orang lain atau bawahan. Para bawahan membantu menegaskan eksistensi manajer dan memungkinkan proses kepemimpinan, karena kesanggupan mereka untuk menerima pengarahan dari manajer.
2.      Distribusi otoritas. Yakni, manajer memiliki otoritas yang tidak mungkin seimbang antara dirinya dan bawahan. Dengan kata lain, manajer memiliki otoritas untuk mengarahkan beberapa aktivitas bawahan, sementara bawahan tidak dapat mengarahkan manajer dengan cara yang serupa.
3.      Selain dapat memerintah, dan memberikan pengarahan, manajer juga dapat memengaruhi bawahan dengan berbagai  sifat kepemimpinannya.



KUALIFIKASI SEORANG PEMIMPIN
Mengenai kualitas yang harus dimiliki oleh seorang manajer dalam setiap system seringkali berbeda dengan system lain. Oleh karena itu, sulit unuk menetapkan kualifikasi seorang pemimpin yang berlaku dalam segala zaman dan keadaan.
Chester Barnard (1968) berpendapat bahwa kepemimpinan memiliki dua aspek yakni ; pertama, kelebihan individual dibidang teknik kepemimpinan, dalam artian memiliki kondisi fisik yang baik, memiliki keterampilan yang tinggi, menguasai teknologi, memiliki persepsi yang tepat, pengetahuan yang luas, ingatan yang baik, serta imajinasi yang meyakinkan akan kemampuan memimpin bawahan. Kedua adalah keunggulan pribadi dalam hal ; ketegasan, keuletan, kesadaran dan keberhasilan.
Berbeda dengan Barnard, Hersey dan Blanchard (1980) mengklasifikasikan karakteristik kualitas yang diperlukan bagi seorang manajer adalah ; pertama, Mengerti perilaku usaha masa  lampau (understanding  post behavior)  yaitu sikap kepemimpinan yang dapat memahami perilaku manusia . bawahannya agar dapat mengontrol mereka. Kedua, Memprediksikan perilaku masa depan (predicting future behavior) yakni kelanjutan dari memahami, maka setelah  itu seorang pemimpin harus mampu memprediksikan perilaku bawahannya pada periode berikutnya. Dan ketiga, pengarahan, perubahan, dan pengendalian perilaku (directing, changing, and controlling behavior) yakni mampu mengembangkan keterampilannya dalam memberikan pengarahan, perubahan dan pengendalian perilaku, serta bertanggung jawab untuk memengaruhi perilaku bawahan.
Selain itu, seorang pemimpin selayaknya juga haruslah memiliki sikap-sikap terpuji sebagai seorang pemimpin, karena ia merupakan sumber identifikasi, motivasi dan moral bawahan. Dan memiliki prakarsa yang tinggi, memiliki inisiatif sendiri (self starter), dengan kata lain mampu memberikan gagasan, tetapi juga mampu bertanggung jawab atas gagasannya tersebut. Memiliki sikap terbuka dan lugas, intelegensi yang tinggi, widiasuara yang efektif (penyampai berita), hasrat melayani bawahan (percaya kepada bawahan, mendengar pendapat mereka, dan timbul keinginan membantu), serta sadar akan kondisi lingkungan.



TIPE KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

G.R Terry (1960) sebagai seorang pengembang ilmu manajemen mengelompokkan tipe kepemimpinan sebagai berikut ;
1.    Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership)
Tipe kepemimpinan ini sering  dianut oleh perusahaan kecil karena kompleksitas bawahan maupun kegiatannnnya sangat kecil. Sehingga, pelaksanaannya relative mudah dan efektif, karena biasa dilakukan tanpa procedural yang berbelit.
2.    Kepemimpinan Nonpribadi (Nonpersonal Leadership)
Segala peraturan dan kebijakan yang berlaku pada perusahaan melalui bawahannya menggunakan media non pribadi, baik rencana, intruksi, maupun program penyeliaan. Pada tipe ini, program pendelegasi kekuasaan sangatlah berperan dan harus diaplikasikan.
3.    Kepemimpinan Otoriter (Authoritarian Leadership)
Manajer yang bertipe otoriter biasanya bekerja dengan sungguh-sungguh, teliti dan  cermat. Karena itu, manajer bekerja dengan peraturan dan kebijakan yang ketat. Meskipun agak kaku dan segala instruksinya harus dipatuhi oleh bawahan, para bawahan tidak berhak mengomentarinya. Karena manajer bertanggung jawab atas kemudi yang dijalankannya.
4.    Kepemimpinan Demokratis (Democrative Leadership)
Pada tipe ini, manajer beranggapan bahwa ia merupakan bagian intergral yang sama sebagai elemen perusahaan dan secara bersamaan seluruh elemen tersebut bertanggung jawab terhadap perusahaan. Oleh sebab itu, agar seluruh bawahan merasa turut bertanggung jawab, maka mereka harus turut berpartisipasi dalam setiap aktivitas perencanaan, evaluasi, dan penyeliaan.


5.    Kepemimpinan Paternalistik (Paternalistic Leadership)
Ciri tipe ini adalah adanya suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan antara manajer dan perusahaan. Tujuannya adalah untuk melindungi dan memberikan arah, tindakan dan perilaku ibarat peran seorang bapak kepada anaknya.
6.    Kepemimpinan menurut bakat (Indigenous Leadership)
Tipe kepemimpinan menurut bakat biasanya muncul dari kelompok informal yang didapatkan dari pelatihan meskipun tidak langsung. Akan ada perbedaan pendapat dan persaingan didalamnya, yang akan menonjolkan bakat pemimpin tersebut.


KESIMPULAN

Terdapat berbagai variasi mengenai ilmu manajemen. Sejak ilmu manajemen berkembang, makna manajemen sendiri mengalami kekaburan, karena terdapat berbagai perpektif yang berbeda-beda. Namun secara garis besar, manajemen dapat diartikan sebagai  suatu ilmu dan seni.
Sebagai suatu ilmu, manajemen merupakan akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasikan menjadi suatu kesatuan yang terpadu sehingga menjadi pegangan dasar dalam melakukan tindakan ilmiah. Sementara, pengertian manajemen sebagai suatu seni, dapat dilihat dari suatu keahlian, kemampuan, kemahiran, serta keterampilan seseorang dalam mengaplikasikan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efisien dan efektif.
Didalam struktu  manajemen terbagi atas bawahan dan atasan atau biasa disebut sebagai manajer. Seorang manajer bertugas diantaranya ; merencanakan, pengorganisasian, memberikan pengarahan, pemotivasian, dan sebagainya.
Dan dalam  menjadi seorang manajer / atasan, haruslah memiliki kualifikasi kepemimpinan, yakni diantaranya ; mampu mengendalikan bawahan, membaca situasi, bertanggung jawab, dapat memberikan gagasan pribadi, dan sebagainya.



KRITIK DAN SARAN

Buku “Pengantar Manajemen” karya Dr. H.B Siswanto yang ditulis pada tahun 2005 ini memberikan pandangan dan pembahasan mengenai manajemen dengan lebih sederhana dan dengan bahasa yang aktual, sehingga mudah dimengerti.
Keterbatasan literature yang komprehensif dan simplikasi yang berlebihan terhadap manajemen membuktikan bahwa banyak buku mengenai manajemen masih sulit untuk dimengerti, dan anggapan masyarakat yang berpendapat bahwa manajemen adalah ilmu yang mudah, sehingga tidak perlu lagi dipelajari. Akibatnya muncul berbagai persepsi mengenai ilmu manajemen, sehingga terjadi kekaburan makna mengenai manajemen itu sendiri. Hal itu jugalah  yang menjadi latar belakang penulis mencoba untuk mendata kembali mengenai ilmu manajemen, kemudian menuliskannya dengan bahasa yang sederhana, dengan harapan kekaburan mengenai makna manajemen semakin kecil penyebarannya, dan masyarakat mulai tidak malas membaca karena kata-kata didalam buku ini mudah untuk dipahami.
Namun, kritik saya atas buku ini adalah, walaupun memang benar bahwa buku ini tidak sulit untuk dipahami, namun dalam beberapa bab seringkali ditemukan ketidak jelasan pengelompokan isi bacaan. Dengan kata lain, saya menjadi agak bingung, karena harus mengelompokkan sendiri dimana seharusnya bagian-bagian didalam bab-bab / kelompok-kelompok didalam buku ini, karena tersebar kemana-mana. Dan tidak terdapat penjelasannya, mengenai dimana seharusnya diletakkan bagian-bagian tersebut.
Seperti misalnya, fungsi dalam manajemen. Fungsi manajemen menurut yang saya telah data dari beberapa sumber. Manajemen memiliki 5 fungsi, yakni ; perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, serta pengendalian. Namun, didalam bab-bab buku ini, terdapat kerancuan, karena kelima fungsi tersebut dibagi atas bab-babnya sendiri. Namun tidak ada  penjelasan mengenai, masuk kemana atau dimanakah bab perencanaan ini? sehingga timbul pertanyaan, seperti ; ‘apa hubungannya perencanaan dengan manajemen’? perencanaan ini termasuk kedalam apa didalam manajemen? Apakah dia merupakan fungsi dari manajemen? Ataukah manajer? Ataukah hanya berhubungan  saja dengan manajemen,  tetapi merupakan pembahasan lain, karena terdapat didalam bab lain?. Karena didalam bab tersebut hanya terdapat definisi-definisi saja, tapi tidak jelas darimana datangnya bab tersebut.
Sehingga dalam bab berikutnya (karena buku ini terbagi atas 10 bab, dan fungsi manajemen hanya terdapat hingga bab ke 7) saya menjadi kesulitan membagi, sebenarnya fungsi dari  manajemen itu sampai mana? Apakah sampai bab terakhir merupakan fungsi dari manajemen?.
Saran atas kritik saya tersebut, agar lebih menjajarkan pengertian-pengertian tersebut dengan urutan-urutan yang lebih mudah dimengerti. Atau dijadikan kedalam satu bab saja. Tetapi, apabila ingin membagi kedalam bab-bab yang berbeda, tergantung minat penulisnya, setidaknya disebutkan lebih rinci mengenai hubungan dari judul bab tersebut dengan judul bab sebelumnya. Lebih rapi lagi dalam memberi urutan didalam bab-bab, sehingga tujuan dari penulisan buku ini, lebih efektif lagi dalam pengimplementasiannya.



i am really sorry for Mr who wrote the book. I dont really want to critic or judge anyone books, and of course, Mr is more experienced write the book than me. This resume is just made for comply work paper of my studies. Thankyou... for all the excuse.... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resume: Military Technology and Conflict: Geoffrey Kemp PART VI (PROLIFERASI DAN ASIMETRI PEPERANGAN)

Mata kuliah Resolusi Konflik SEMESTER VI Military Technology and Conflict by Geoffrey Kemp Proliferasi dan Asimetri...