Because in fact at the firts, the purpose of publishing this in my blogs is the way i keep my paper works, so it wouldnt be lost. And also, it will help me if i want to re-read it wherever i want to access it, reminded me a little about Alan Cassels writing. But still, because it is published. Anyone can read. And every writing is always going to be useful and interesting to read, hope it is too... :) Love to Share, Hrnola.
Mata kuliah Ideologi dan Ketahanan Nasional
SEMESTER II

IDEOLOGI POPULIS
Kemunculan Demokrasi Modern telah diisukan pada
sebelumnya, yang mengusung dua sumber, yakni : Revolusi Perancis dan
Industrialisasi, yang kekuatannya digabungkan setelah tahun 1870. Sepanjang
abad ke-19 pengertian mengenai kedaulatan rakyat dan hak-hak manusia serta
revolusi mulai disebarkan, kecepatan penyebarannya setara dengan kecepatan
penyebaran paham liberal dalam membentuk hegemoni ideology pada decade
sebelumnya, meskipun saat ini paham liberal penuh telah tergantikan dengan adanya
paham nasionalisme liberal setelah 1848. Paham nasionalisme liberal memasukkan
unsur nasionalisme dan meskipun tetap mendukung kepemilikan properti, namun
paham ini pada prakteknya memberikan perhatian juga kepada tujuan meningkatkan masa pekerja dan kelas-kelas
menengah.
Pada awal abad ke-19, terjadi perubahan besar dalam
sejarah Eropa. Terjadi peningkatan populasi hingga 100.000 dengan 1850 lebih
tinggi dari setengah jumlah penduduk Inggris yang tinggal didaerah perkotaan,
dan pada akhir abad ke-19, empat per lima penduduk Inggris dan setengah dari
populasi Jerman tinggal di perkotaan. Urbanisasi ini merupakan konsekuensi tak
terelakkan dari revolusi industri yang didukung secara fisikal oleh demokrasi
modern. Selain itu, peningkatan masyarakat yang menjadi penduduk perkotaan
membuat mereka meninggalkan rasa kesetiaan baik secara regional maupun
spiritual yang kuat saat masih menjadi masyarakat tradisional.
Keterlibatan
massa semakin melebar menjadi dua bentuk utama, pertama dalam hal pembebasan, keinginan mencapai kesetaraan hak,
baik hak antar laki-laki, maupun hak antar laki-laki dan perempuan, hak suara,
hak pilih, telah menjadi hal yang sering mencuat dibeberapa Negara bagian di
Amerika; kedua, banyak pekerja
menuntut perlindungan wajib yang disponsori Negara secara asuransi terhadap
pekerjaannya (dalam hal ini, kaum Bismark memimpin tuntutan tersebut) hingga
akhirnya pada 1880-an Reichstag
menyetujui tuntutan tersebut dengan kategori asuransi ; asuransi kecelakaan
industri, sakit, cacat, dan dana usia tua, yang kemudian prosedurnya menjadi
contoh bagi dunia industri lainnya, kemajuan ini memberikan langkah baru dalam
kode etik tenaga kerja, sekaligus membuktikan bahwa penting peranan pemerintah
nasional memberikan dampak langsung terhadap kehidupan para pekerja.
Selain
itu, kebijakan ini memberikan dampak bagi kesejahteraan embrio penduduk, para
pekerja kemudian memiliki untuk pertamakalinya daham dalam sejarah masyarakat
nasional. Namun, kebebasan dan demokrasi yang diberikan Negara bagi mereka, harus
digantika dengan rasa nasionalisme yang tinggi, mereka dituntut untuk mematuhi
hukum, menjauhkan diri dari revolusi, serta memberikan kesetiaan penuh pada
Negara dan bangsa dikancah internasional. Secara singkat, Negara telah
memberikan demokrasi bagi warga negaranya, namun sebagai gantinya mereka harus
terikat kepada rasa nasionalisme. Sebagaimana dituliskan oleh seorang Sejarawan
Nasionalis Liberal Jerman, Heinrich von Treitschke pada tahun 1848 “Sosialis
tidak berdasarkan kepada keegoisan, yang penting adalah setiap individu hanya
harus ingat bahwa ia tetap merupakan bagian dari keseluruhan, menyadari bahwa
dirinya juga tidak dapat hidup sendiri, dan lebih indah apabila mampu saling
berkorban untuk satu sama lain”, pernyataan ini dikenal sebagai “nasionalisme
terpisahkan”.
Untuk tetap menjaga rasa nasionalisme dalam setiap
pemberian hak-hak demokratis, Negara kemudian merasa perlu untuk menjadikannya
ajaran penting di sekolah-sekolah sejak dini, pendidikan kewarganegaraan
diajarkan dalam instruksi patriotism dan nasionalisme eksklusif dalam berbagai
bentuk, seperti pengajaran nyanyian lagu kebangsaan, pengajaran Sejarah, hingga Geografi, pengenalan Otobiografi, dan
hal-hal sederhana seperti menggantungkan peta dunia di ruang kelas, peninggalan
cap Kerajaan Inggris, penguraian teks di sekolah, dan sebagainya. Kaisar
Jerman, Wiliam II pernah mengatakan dalam sebuah konferensi tahun 1890 bahwa:
“Merupakan tugas kita untuk mendidik anak-anak muda untuk menjadi Jerman
sesungguhnya, bukan Yunani, atau juga Romawi”. Bahkan dibeberapa Negara, salah
satu contoh yang paling keras ialah Amerika, Amerika memaksakan para pendatang
yang masuk ke Amerika Serikat untuk mempelajari pendidikan patriotic Amerika
Serikat, terutama dalam penggunaan bahasa Inggris dan dituntut setia terhadap
bendera Amerika Serikat. Sekolah-sekolah di Amerika Serikat bahkan mencetuskan
moto “Sekolah Untuk Bangsa! Semua Pendidikan Untuk Bangsa! Semuanya Untuk
Bangsa!”.
Pada akhir abad ke-19, tingkat melek huruf dunia
industri telah membuat kemajuan yang luar biasa., 80-95% orang Inggris, Eropa,
Jerman, Skandinavia di Amerika Serikat bagian barat dapat membaca dan menulis,
terjadi ledakan sastra kemudian, dan sekaligus meningkatkan jumlah jurnal dan
produksi serta konsumsi surat kabar, di Eropa jumlah jurnal mencapai dua kali
lipat dalam 20 tahun. Namun yang lebih penting, selain peningkatan numerik,
adalah perubahan dalam gaya pers dan jurnalisme pada tahun 1890-an. Cakupan
berita juga diperluas menggapai luar kelas menengah, dan mengurangi harga jual
mereka, kemudian mengandalkan iklan untuk menyeimbangkan biaya.
Surat kabar
juga saling berlomba dalam penyajian berita, isu-isu disederhakan namun
berusaha untuk tetap sensasional, isi berita kejahatan berubah, dan lebih
banyak ruang bagi kolom gossip, namun berita tentang internasional tetap
diangkat, dan pada realitanya justru cocok dikombinasikan dengan topik-topik
lainnya dalam pers. Selain itu berita mengenai olahraga, seperti sepakbola dan
baseball menjadi berita yang sering dikomersilkan, menjadi berita paling
berkembang dikonsumsi pusat kota, sebagai peningkat semangat diakhir pekan
maupun mengurangi kejenuhan ditempat kerja. Surat kabar “Yellow Jurnalism” adalah yang paling sukses di Inggris, dan untuk
sementara perang yang berlanjut adalah perang antar persaingan jurnalisme.
Kondisi ini menjadi iklim baru dalam dunia internasional, terutama perubahan
terjadi dalam penanaman nasionalisme yang mulanya lebih terfokus kepada
pengajaran dan pelatihan wajib militer bagi anak-anak dan laki-laki di beberapa
Negara.
Oleh sebab itu, akhir abad ke-19 lebih cenderung
kepada gabungan antara social ekonomi dengan teori nasionalisme. Wajib militer
dibeberapa Negara masih tetap ada, namun dikombinasikan dengan adanya
pendidikan dasar, serta pers. Masa dikenakan rentetan propaganda patriotic.
Akan tetapi kemunculan Demokrasi Modern tidak menutup munculnya teori-teori dan
paham baru serta gerakan-gerakan lama, seperti ideology Pan-Slavisme di Rusia
dan Pan-Germanisme di Jerman. Berbagai doktrin baru juga muncul dari
kelompok-kelompok etnis, suku, dan ras, sebuah kolaborasi tingkat baru yang
cukup unik sebagai pembukaan abad ke-20, seperti Pan-Mongolianisme yang
dibentuk untuk mengekspresikan aspirasi ras berkulit kuning, Pan-Turanianisme
yakni yang terdiri atas komunitas orang-orang ras asli Finlandia, Magyar, dan
Turki, Pan-Islam, dan sebagainya.
Sementara itu, beberapa ahli mengatakan bahwa
Demokrasi Baru akan menghasilkan imperialism baru sebagai krisis kapitalisme
yang disebabkan oleh kelebihan produksi dan ditandai dengan pergeserah
kewirausahaan ke kapitalisme keuangan dan monopoli, sebagaimana ditulis oleh
J.A Hobson, “Membangun Imperialisme” (1902) dan Rudolf Hitler dalam “Keuangan
Kapital” (1901), ketika batasan-batasan telah dihilangkan dan akhirnya memunculkan
ancaman baru dalam system internasional.
PS: Hope what i share, isnt make somebody in some place lazy to read the real one, or just "copy and paste" this for finish their home work.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar