Selasa, 25 Maret 2014

SISTEM EKONOMI CAMPURAN (MIXED ECONOMY)


DEFINISI SISTEM EKONOMI CAMPURAN (MIXED ECONOMY)

Kata ekonomi campuran (mixed economy) itu sendiri, timbul pertama kali dalam debat politik di Inggris pada masa sesudah perang, namun para pendukung dari sistem ekonomi ini telah ada setidaknya mulai tahun 1930-an. Pendukung ekonomi campuran antara lain R.H. Tawney, Anthony Crosland dan Andrew Shonfield dimana mereka berasal dari Partai Buruh Inggris, pandangan yang sama juga dikemukakan oleh anggota Partai konservatif yaitu Harold MC Millan.
Sistem ekonomi Campuran adalah sistem ekonomi yang mengkombinasikan lebih dari satu sistem ekonomi. Oleh karena itu biasanya sistem ekonomi yang mengakui kepemilikan pribadi dan kepemilikan negara atau dengan kata lain mengkombinasikan elemen-elemen dari kapitalisme dan sosialisme atau campuran dari karakteristik ekonomi pasar dan ekonomi komando. Dengan kata lain, sistem ekonomi campuran adalah Sistem ekonomi campuran merupakan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, dimana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi.
Umumnya penggunaan sistem itu lebih karena ideologi dan keyakinan. Semua sistem ada kekuatan dan kelemahannya, tergantung penerapannya saja. Namun pada kenyataannya, tidak ada satupun Negara yang menganut paham liberal seratus persen, dimana segala sesuatunya diserahkan pada orang-per-orangan, juga tidak ada Negara yang murni menganut system sosialis/komunis, dimana segala sesuatu serba diatur dan dikendalikan oleh otoritas pusat.
Contoh untuk itu sangat banyak. Inggris misalnya, walau sering dikategorikan sebagai penganut system liberal, tetapi system di negara Inggris ini juga memperlihatkan ciri/watak sosialis (misalnya, kuatnya kedudukan partai labor). Hal yang sama berlakunya untuk Australia. Bahkan Negara Amerika Serikat sekalipun tidak menganut system liberal (pasar bebas) seratus persen. Di Amerika Serika juga ada perencanaan ekonomi. Jalan-jalan dan jembatan, serta taman-taman kota disediakan oleh pemerintah, bahkan pendidikan juga geratis hingga tingkat sekolah menengah.
Di Pihak lain, Negara-negara yang menganut paham sosialis/ komunis, kehidupan masyarakatnya juga tidak sepenuhnya sama rata sebagaimana yang telah dicanangkan oleh tokoh-tokoh sosialis. Orang-orang yang berprestasi biasanya akan memperoleh pelayanan yang lebih lumayan dan tinggal di apartemenyang lebih baik. Disana-sini kebebasan individu juga diakui. Misalnya dibekas Uni Soviet, walau sebagian besar pekerjaan ditentukan Negara, tetapi masyarakat ada juga yang menabung, menerima bunga atas tabungan tersebut, orang bebas membeli barang-barang yang disediakan oleh Negara.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa diantara kedua bentuk ekstrem system ekonomi yang disebutkan di atas, ada bentuk tengah yang disebut system perekonomian campuran (mixed economy).

SEJARAH SISTEM EKONOMI CAMPURAN

Sejarah Sistem Ekonomi Campuran
Awalnya aliran system ekonomi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : komunis dan kapitalis, namun sejak munculnya perang dingin antara blok kapitalis dan komunis yang berakhir secara simbolis dramatis dengan robohnya tembok Berlin pada 9 November 1989 (ingat lagu Wind of Change by Scorpion) diikuti bangkrutnya Uni Soviet yang kini terpecah menjadi beberapa negara.
Negara-negara blok komunis menerapkan ekonomi terpusat dengan alasan ideologi dan keyakinan bahwa sistem itu akan lebih menjamin pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat. Namun terbukti kemudian bahwa sistem itu gagal sebagaimana berakhirnya perang dingin.
Setelah perang dingin berakhir, sistem ekonomi terpusat jarang diterapkan secara utuh. Alternatifnya adalah sistem ekonomi campuran (mix economy) yang menerapkan sistem ekonomi terpusat pada sektor tertentu, dikombinasikan dengan sistem ekonomi pasar pada sektor lainnya. Contoh terbaik mix economy adalah China yang membuka kawasan ekonomi khusus seperti Guangzhou dan Shenzen yang menerapkan ekonomi pasar. Di luar kawasan ekonomi khusus, yang dipakai adalah sistem ekonomi terpusat. Slogannya, tak penting kucingnya berwarna apa, yang penting bisa menangkap tikus (Deng Xiao Ping).
Langkah yang sama dilakukan negara seperti Vietnam. Yang masih ketat menggunakan ekonomi terpusat tampaknya tinggal Kuba. Tapi, semakin hari Kuba kian mendekati sistem campuran.
Ada juga yang sistem ekonomi pasarnya bergeser menjadi campuran, seperti Venezuela di bawah Hugo Chavez sekarang.

CIRI-CIRI SISTEM EKONOMI CAMPURAN

Ciri dari sistem ekonomi campuran adalah :  
  1. Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat
  2. Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah
  3. Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.
  4. Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang.
Jika dipaparkan, maka perbedaan antara system ekonomi pasar, tradisional, terpusat, dan campuran adalah sebagai berikut :

tradisional
Terpusat
Pasar
Campuran
Kepemilikan sumber daya
Individu
Pemerintah
Swasta
Pemerintah dan swasta
Harga
Belum ada perdagangan
Pemerintah
Mekanisme pasar
Pemerintah bisa mengintervensi
Persaingan
tidak ada
Tertutup
Terbuka/Bebas
Terbuka bagi industri swasta
Kepemilikan Individu
ada
Tidak ada (sangat kecil)
Ada
ada



 DERAJAT CAMPUR TANGAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN

Derajat campur tangan pemerintah dapat dibedakan atas: lunak dan keras. Campur tangan yang lunak berarti bahwa pemerintah sifatnya hanya memberikan gambaran persepektif saja, sedangkan yang sifatnya keras berarti bahwa pemerintah sifatnya lebih menyeluruh,  termasuk didalamnya mengatur dan merencanakan kegiatan-kegiatan ekonomi seperti aktivitas produksi, distribusi, dan konsumsi untuk semua sector ekonomi.
   Campur tangan pemerintah ada yang dilakukan hanya dalam bentuk proyeksi-proyeksi dan peramalan (forecasting),ada juga yang melakukan perencanaan melalui mekanisme pasar serta perencanaan target fisik dibidang produksi. Selain itu pemerintah selain bertindak sebagai pengatur, juga bermaksud untuk mengalokasikan sumber-sumber produktif secara efisien dan lebih terarah.
   Jika dilihat sejarah tentang kekuasaan dan aktivitas pemerintah, ada Negara yang menggunakan kekuasaan sangat besar (contohnya: pada era Mesir Kuno di bawah pemerintahan Firaun; Jerman dibawah Hitler; Italia dibawah Mussolini, dan Rusia dibawah Stalin), dan ada pula yang menggunakan kekuasaan secara minimum (contohnya: masyarakat Yunani dibawah Aristoteles; Roma dibawah Markus Aurelius Antonius; dan Amerika Serikat sebelum Reagan).
   Awal campur tangan pemerintah yang kuat dalam perekonomian terjadi pada masa pertengahan, terutama pada masa kejayaan merkantilisme. Pada era ini pemerintah memegang peran sangat kuat dalam mengatur perekonomian. Misalnya, untuk meningkatkan perekonomian dalam negeri, pemerintah menetapkan biaya masuk yang tinggi. Biaya masuk yang sifatnya proteksionis semakin luas digunakan hingga akhir abad ke-19, dan sudah menjadi sesuatu yang “umum” pada abad ke-20.
   Pada masa sekarang, berbagai peraturan tentang tarif angkutan kereta api dan angkutan-angkutan publik lain semakin banyak digunakan di berbagai Negara. Peraturan tentang moneter dan perbankan sudah menjadi barang lumrah. Pada masa Perang Dunia (pertama dan kedua), masyarakat semakin familiar dengan control harga, rationing dan penetapan-penetapan prioritas. Bahkan pada era “Globalisasi” seperti sekarang ini pemerintah Amerika Serikat juga sering melakukan berbagai campur tangan untuk melindungi industry dalam negerinya.
   Di Amerika Serikat campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara cukup jelas dapat dilihat, misalnya, dari Employmenr Act 1946 yang berbunyi sebagai berikut :

            “The congress declares that it is the continuing responsibility of the Federal Government to use all predictable means…for the purpose of creating
and maintaining… conditions under which there will be afforded useful employment opportunities”

PRO DAN KONTRA TENTANG CAMPUR TANGAN PEMERINTAH 

Mengenai campur tangan pemerintah itu sendiri, sebenarnya  penuh dengan pro dan kontra. Pemikir-pemikir sosialis seperti Marx, Proudhon dan Plato termasuk yang menginginkan adanya campur  tangan pemerintah dalam perekonomian. Sebaliknya, Smith dan pemikir-pemikir neo-klasik seperti; Carl Menger, Friedrich von Hayek, Ludwig von Mises dan sebagainya menginginkan agar campur tangan pemerintah dibatasi seminim mungkin dalam perekonomian.
Kelompok yang paling anti dengan campur tangan pemerintah adalah kelompok yang dinamai libertanias, yang menganggap bahwa kemerdekaan individu adalah diatas segala-galanya. Dengan kata lain, bagi mereka campur tangan pemerintah dipandang sebagai ancaman terhadap kebebasan individu, dan karena itu perlu ditentang.
Diantara kedua ekstrem tersebut ada pakar yang percaya bahwa perekonomian dapat diserahkan pada mekanisme pasar, tetapi disana sini ada campur tangan pemerintah. Kelompok ini diwakili oleh Keynes dan pendukung-pendukungnya. Keyenes paling vocal dalam menyarankan agar pemerintah ikut campur dalam perekonomia, terutama jika system pasar gagal membawa perekonomian pada tujuan yang dicitakan. Keynes mengatakan bahwa kebijaksanaan fiscal dan moneter bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Misalnya jikasektor swasta tidak bergairah, maka perekonomian bisa dirangsang dengan kebijaksanaan uang mudah (easy money) atau meningkatkan pengeluaran pemerintah. Jika perekonomian berjalan lancer maka keputusan-keputusan ekonomi dapat diserahkan pada swasta, dan pemerintah tinggal menjaga agar tingkat full-employment tercapai. Kebijaksanaan moneter diperlukan untuk merangsang perekonomian saat mengalami kemandekan, dan sebaliknya juga bisa digunakan untuk mengurangi aktivitas ekonomi jika perekonomian “memanas” dan inflasi terlalu tinggi.
Selain Keynes, banyak sekali yang juga pro terhadap adanya campur tangan pemerintah dalam mekanisme pasar bebas. Diantaranya, yaitu; Eurico Barone (1857-1924), seorang pakar ekonomi dari Itali. Baron berpendapat bahwa harga yang ditetapkan oleh pemerintah dapat dijadikan sebagai subtitusi yang baik terhadap harga yang ditentukan lewat mekanisme pasar.
Selain itu, pakar lain yang perlu dimasukkan kedalam golongan yang pro adalah John Kenneth Galbraith (1908-1958) yang telah menulis banyak buku, seperti ;The Affluent Society (1958), The new Industrial State (1967) dan Economic and The Affluent Society, yang menyerang teori yang dianggap berlaku umum tentang pertumbuhan ekonomi dan produksi, ia juga membuat sketsa didalam bukunya tentang masyarakat yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan raksasa dan para technostructure yang ada dibelakangnya, dan ia juga mengkritik barang-barang public yang dihasilkan oleh perusahaan swasta. Singkatnya, buku-buku yang ditulis Galbraith berisi tentang kritik atas masyarakat Amerika beserta nilai-nilai yang dianut saat itu, dan galbraith menghimbau dilakukannya perubahan yang mendasar tentang tujuan akhir yang siinginkan tercapai melalui berbagai aktivitas-aktivitas ekonomi.
Galbraith menyarankan agar ada semacam “sosialisme baru” yang lebih memeratakan pendapatan dan kesejahteraan Agar perekonomian kembali bertujuan lebih manusiawi.
Sebagai dampak dari ajaran Keynes dan juga Gaibraith serta tokoh-tokoh yang lainnya, maka banyak Negara-negara maju termasuk Amerika Serikat, mulai melakukan perencanaan-perencanaan ekonomi. Hal ini dapat terlihat dari kenyataan bahwa anggaran-anggaran semakin naik saja, hal itu disebabkan untuk memajukan daerah-daerah yang relative tertinggal, seperti memajukan pertanian, pedesaan dan sebagainya.
Tetapi kecendrungan seperti itu tidak bertahan lama, karena pemikir-pemikir sesudah era Keynes menginginkan agar keterlibatan pemerintah dan perekonomian hanya dipergunakan seperlunya saja, seminimal mungkin dan memberi kebebasan yang lebih besar kepada pihak swasta


REFERENSI 

Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta: Rajawali Press, 1995.
Djojohadikusumo, Sumitro. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1991.
Hansen, Alvin H. A Guide to Keynes. New York: McGraw-Hill Book Company, 1953.

4 komentar:

Resume: Military Technology and Conflict: Geoffrey Kemp PART VI (PROLIFERASI DAN ASIMETRI PEPERANGAN)

Mata kuliah Resolusi Konflik SEMESTER VI Military Technology and Conflict by Geoffrey Kemp Proliferasi dan Asimetri...