Selasa, 25 Maret 2014

ASAS MANAJEMEN : MAJEMEN DAN MANAJER


DEFINISI MANAJEMEN DAN MANAJER

Istilah manajemen (management) diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda-beda, misalnya menurut ahli John D. Millett, manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai suatu tujuan. Millet lebih menekankan manajemen sebagai suatu proses, yaitu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling berurutan (1987).
Sementara ahli lain, seperti James A.F Stoner dan Charles Wankel (1986) memberikan batasan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi. Menurut mereka, proses adalah cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan.
Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1980) bahkan memberikan batasan manajemen yakni sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut lebih menekankan bahwa definisi tersebut tidaklah dimaksudkan hanya untuk satu jenis organisasi saja, tetapi dapat diterapkan pada berbagai jenis organisasi tempat individu dan kelompok tersebut menggabungkan diri untuk mewujudkan tujuan bersama.
Hal tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak dalam memberikan istilah diwarnai oleh latar belakang pekerjaan mereka, dan perspektif berbeda, seperti ; manajemen adala pengelolaan, pembinan, pengurusan, pentatalaksanaan, dan sebagainya.
Manajemen juga dapat diartikan sebagai suatu ilmu, yakni merupakan akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasikan menjadi suatu kesatuan yang terpadu dan dapat dijadikan pegangan dasar dalam bertindak. Dan manajemen juga dapat diartikan sebagai seni, yakni keahlian, kemampuan, serta keteramilan dalam aplikasi prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumberdaya manusia secara efektif dan efisien.
Maka, berdasarkan seluruh pengertian diatas dapat dideskripsikan pula yang disebut sebagai ‘manager’. Manager adalah seorang yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, serta pengendali orang dan mekanisme kerja untuk mencapai suatu  tujuan
Oleh sebab itu, seorang manajer haruslah memiliki kemampuan atau sifat, perilaku, dan karakter seorang  pemimpin, maka ia dapat mengerjakan tugasnya sebagai manajer dengan baik.
James A.F Stoner dan Charles Wankel (1986) mendeskripsikan tugas manajer yakni ; mampu bekerja dengan dan melalui orang lain, bertanggung jawab dan bertanggung gugat, dapat menyeimbangkan persaingan tujuan serta menetapkan prioritas, mampu berpikir secara analitis dan konseptual, menjadi penengah, melambangkan kesuksesan, dapat bertindak sebagai diplomat  / mewakili resmi dari unit kerja atau rapat-rapat organisasi, mampu mengambil keputusan yang sulit, dan harus mampu membangun hubungan dan menggunakan bujuk rayu serta kompromi dalam mencapai tujuan organisasi, sebagaimana dilakukan oleh politikus untuk menjalankan programnya.


FUNGSI MANAJEMEN

1.         PERENCANAAN
Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Dengan kata lain, merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lainnya yang berusaha dimaksimumkan efektivitas seluruhnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.
Pada umumnya, perencanaan memiliki dua fungsi / tujuan, yakni ; menetapkan tujuan  yang akan dicapai pada hierarki yang lebih rendah, serta sebagai alat untuk mencapai perangkat tujuan pada hierarki lebih tinggi berikutnya.

2.    PENGORGANISASIAN
Organisasi (organization) dapat didefiniskan sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan  tujuan bersama. Berdasarkan definisi tersebut, maka jelas bahwa didalam suatu organisasi minimum mencakup tiga elemen yang saling berhubungan, yakni ; sekelompok orang,  interaksi dan kerja sama, serta memiliki tujuan yang sama yang ingin direalisasikan.
Oleh sebab ketiga elemen tersebut, maka dapat dikatakan organisasi merupakan wadah atau suatu tempat dimana orang-orang berinteraksi dan bekerja sama. Organisasi juga dikatakan sebagai alat, yang berarti organisasi dapat dijadikan sebagai alat untuk merealisasikan tujuan bersama tersebut. Selain itu, organisasi juga dinamis ataupun statis, yakni adanya suatu ketetapan dan pembagian kerja, pembatasan tugas, otoritas dan tanggung jawab, serta penerapan hubungan organisasi diantara elemen organisasi tersebut. Dan statis berarti organisasi sebagai suatu bagan atau struktur  yang berwujud dan bergerak demi mencapai tujuan bersama.
Ketetapan dan pembagian kerja (spesialisasi) dianggap penting didalam organisasi karena :
a.         Apabila suatu pekerjaan terdiri atas sedikit tugas, manajemen mudah memberikan pelatihan penggantinya bagi bawahan yang diberhentikan, dimutasikan, atau mangkir. Aktivitas pelatihan yang seperti ini hanya akan memerlukan alokasi biaya pelatihan yang rendah
b.        Bawahan dapat menjadi ahli dalam melaksanakan tugas yang spesifik tersebut. Keahlian yang tinggi juga akan menghasilkan keluaran yang baik.

3.    PENGARAHAN
Pekerjaan yang besar frekuensinya dibebankan keada bawahan, menyebabkan cenderung semakin besar dibutuhkannya pula petunjuk untuk mengoperasionalkannya. Maka sebuah pengarahan amat dibutuhkan didalam struktur manajemen.
Singkatnya, pengarahan berarti menentukan bagi bawahan tentang apa yang harus mereka kerjakan atau tidak boleh mereka kerjakan. Pengarahan mencakup berbagai proses operasi standar, pedoman dan buku panduan, bahkan manajemen berdasarkan sasaran. Pengarahan merupakan metode untuk menyalurkan perilaku bawahan dalam aktivitas tertentu dan menghindari aktivitas lain dengan menetapkan peraturan dan standar, kemudian memastikan bahwa peraturan tersebut dipatuhi.
Namun, selain untuk mengarahkan serta menentukan atau melarang jenis periaku-perilaku bawahan, secara umum pengarahan juga memiliki fungsi, yakni :
-          Menjamin kontinuitas perencanaan
-          Membudayakan prosedur standar
-          Menghindari kemangkiran yang tak berarti
-          Membina disiplin kerja
-          Membina motivasi yang terarah

4.    PEMOTIVASIAN
Bernard Berelson dan gary A. Steiner dalam Machrony (1854 : 109) mendifiniskan motivasi sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energy, mendorong kegiatan, dan mengarah atau menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.
Motivasi tampak sebagai suatu kebutuhan sekaligus sebagai pendorong yang dapat menggerakkan semua potensi. Motivasi kerja dapat memberikan energy yang menggerakkan segala potensi yang ada, serta meningkatkan kegairahan bersama.
Menurut Sagir (1985), motivasi seseorang akan ditentukan oleh stimulusnya. Stimulus merupakan mesin penggerak motivasi, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.       Kinerja
b.      Penghargaan
c.       Tantangan
d.      Tanggung jawab
e.       Pengembangan
f.            Keterlibatan
g.      Kesempatan

5.    PENGENDALIAN
Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain system umpan balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan.
Pengendalian manajemen dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis pengendalian, yakni :

a.       Sistem pengendalian umpan balik
Sistem pengendalian umpan balik beroperasi dengan pengukuran beberapa aspek proses yang sedang dikendalikan dan perbaikan proses apabila ukuran menunjukkan bahwa proses menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian ini memantau proses operasi maupun masukan dalam suatu usaha untuk menerka penyimpangan yang potensial agar tindakan perbaikan atas penyimpangan yang terjadi dapat dilakukan guna mencegah permasalahan kompleks menimpa organisasi.
Sistem pengendalian umpan balik biasanya terdiri atas lima komponen,  yakni : proses operasi yang mengolah pemasukan menjadi pengeluaran, karakteristik proses yang merupakan subjek pengendalian, system pengukuran menentukan kondisi dan karakteristik, serangkaian standar atau criteria selanjutnya diadakan evaluasi, dan membandingkan standar karakteristik proses dengan standar yang mengambil tindakan untuk adaptasi proses apabila perbandingan tersebut menunjukkan terjadinya penyimpangan proses dan rencana yang telah ditetapkan.

b.      System pengendalian umpan maju
Komponen system pengendalian umpan maju sama dengan system pengendalian umpan balik, namun pengendalian umpan maju hadir untuk mengatasi kelemahan system pengendalian umpan balik yang tidak memberikan peringatan suatu penyimpangan sebelum hal tersebut menjadi cukup berarti.
Pengendalian umpan maju bertindak mencegah dengan memberikan peringatan apabila terjadi suatu penyimpangan didalam pengendalian sebelum hal tersebut berlanjut dan memberikan pengaruh yang cukup berarti.

c.       Sistem pengendalian pencegahan
Berbeda dengan dua system pengendalian, yakni umpan balik dan umpan maju yang berfungsi secara ekstern mengendalikan, memantau operasi, dan terlibat dalam mengambil tindakan perbaikan apabila terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan, system pengendalian pencegahan merupakan kebijakan dan prosedur yang sebenarnya merupakan bagian dari proses tersebut. Dengan kata lain, pengendalian pencegahan berfungsi secara intern.
 Ditinjau dari waktu pelaksanaannya, pengendalian dapat dibedakan menjadi empat jenis pokok, yakni:
-          Pengendalian sebelum tindakan (Preaction Controls)
Yakni pengendalian yang memastikan bahwa sebelum tindakan dimulai, maka sumber daya manusia, bahan dan financial yang diperlukan harus telah dianggarkan. Dengan demikia, apabila kegiatan dilakukan, sumber daya tersebut telah tersedia, baik jenis, kualitas, kuantitas, maupun tempat telah sesuai dengan kebutuhan.
-          Pengendalian Kemudi (Steering Controls)
Pengendalian jenis ini digambarkan bagaikan sebuah kemudi pada mobil, yakni dirancang untuk mendeteksi penyimpangan dari standar atau tujuan tertentu dan memungkinkan pengambilan tindakan perbaikan sebelum suatu urutan kegiatan tertentu diselesaikan.
-          Penyaringan atau Pengendalian Ya / Tidak (Screening or Yes / No Controls)
Pengendalian penyaringan berguna sebagai alat kemudi ganda yang tujuannya menyempurnakan kemudi / pengendalian kemudi tersebut. Karena didalam mengambil tindakan perbaikan, diperlukan penyaringan terlebih dahulu.
-          Pengendalian Setelah  Tindakan (Post Action Controls)
Pengendalian ini berusaha untuk mengukur hasil atas suatu kegiatan yang telah diseesaikan. Penyebab penyimpangan dari rencana atau standar yang telah ditentukan dan temuan tersebut diaplikasikan pada aktivitas yang sama dimasa yang akan datang.
Pengendalian setelah tindakan juga berfungsi sebagai balas jasa untuk memotivasi karyawan yang misalnya ; akan diberikan kompensasi tertentu apabila karyawan telah mencapai standar.


FUNGSI MANAJER
Proses manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi. Rangkaian aktivitas tersebutlah yang dimaksudkan merupakan fungsi seorang manajer.
Kajian fungsi manajer secara garis besar dapat dilihat dari dua arah, yaitu fungsi manajer kedalam organisasi dan fungsi manajer keluar organisasi. Fungsi manajer kedalam organisasi dapat dilihat dari dua sudut, yakni :

a.       Fungsi manajer dari sudut proses
Fungsi manajer dari sudut proses merupakan tahapan aktivitas yang secara kontinu mutlak dioperasikan oleh manajer, yang meliputi ;
-          Perencanaan (planning)
-          Pengorganisasian (organizing)
-          Pengarahan (directing)
-          Pemotivasian (motivating)
-          Pengendalian (controlling)
Yang pada dasarnya sama saja dengan fungsi utama manajemen itu sendiri.

b.      Fungsional manajer dari sudut spesialisasi kerja
Merupakan fungsi sesuai dengan bidang kerja yang ada didalam organisasi, fungsi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
-          Fungsi keuangan
-          Fungsi pemasaran
-          Fungsi pembelian
-          Fungsi Produksi

Sedangkan fungsi manajer keluar organisasi merupakan pelaksanaan aktivitas manajer yang berhubungan dengan pihak yang berkepentingan dengan organisasi maupun organisasi yang berkepentingan dengan pihak tertentu. Dalam penerapan fungsi keluar organisasi, komunikasi memegang peran yang sangat penting. Bahkan tanpa proses komunikasi, penerapan fungsi hampir tidak mungkin berjalan. Fungsi manajer keluar organisasi, antara lain berupa :
a.       Penyampaian informasi ekonomis kepada pihak yang berkepentingan dengan organisasi,  misalnya kepada pemegang saham, investor, pemasok, pelanggan, bank, kreditur, pemerintah, dan sejenisnya.
b.      Penyampaian informasi umum kepada pihak  luar, misalnya pengumuman,  pameran, siaran, dan sejenisnya
c.       Kerjasama dengan pihak lain, pemerintah maupun  swasta dalam maupun luar negeri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resume: Military Technology and Conflict: Geoffrey Kemp PART VI (PROLIFERASI DAN ASIMETRI PEPERANGAN)

Mata kuliah Resolusi Konflik SEMESTER VI Military Technology and Conflict by Geoffrey Kemp Proliferasi dan Asimetri...