Selasa, 25 Maret 2014

ASAS MANAJEMEN: EVOLUSI PEMIKIRAN MANAJEMEN


EVOLUSI PEMIKIRAN MANAJEMEN

Walaupun teori dan ilmu manajemen itu tidak eksak dan relative masih muda, namun perkembangan pemikiran mengenai manajemen, sebenarnya sudah ada  sejak manusia berusaha mencapai tujuan dengan bekerjasama dalam kelompok.
Hal tersebut terbukti dari banyaknya catatan dan ide yang berhubungan dengan manajemen yang sudah ada sejak zaman kuno. Diantaranya adalah catatan dari orang-orang Mesir, Yunani,  pengalaman dan praktek administrative dari Gereja Katolik, organisasi militer, dan para kameralis dari abad keenambelas sampai abad kedelapan belas.

a.      Manajemen pada Zaman Kuno

Interpratasi terhadap tulisan peninggalan Mesir yang sudah ada sejak tahun 1300 sebelum Masehi menunjukkan pengakuan betapa pentingnya organisasi dan administrasi dalam negara-negara demokrasi di zaman kuno.
Catatan-catatan yang serupa juga terdapat di China purba. Perumpamaan-perumpamaan dari Confucius memuat saran-saran praktis untuk administrasi negara yang baik, dan nasihat untuk memilih pejabat pemerintah yang jujur, tidak memikirkan diri sendiri dan mampu bekerja.
Meskipun catatan peninggalan Yunani tidak member banyak pengertian tentang prinsip-prinsip manajemen yang digunakan, namun dengan adanya persemakmuran di Athena, yang disertai dengan dewa-dewanya, pengadilan  rakyat, pejabat adminsitrasi, dan dewan jenderal, kita bisa melihat adanya penghargaan kepaada fungsi manajerial. Definisi Socrates tentang manajemen sebagai keterampilan yang terpisah dari pengetahuan dan pengalaman teknis sangat cocok dengan pengertian saat ini mengenai fungsi-fungsi tersebut.
Catatan mengenai manajemen dari Romawi purba dengan sangat jelas menjelaskan mengenai kompleksnya pekerjaan adminsitrasi yang menghasilkan perkembangan luar biasa dalam bidang teknik manajerialnya. Adanya para hakim Roma, dengan pembidangan menurut otoritas dan menurut tingkat kepentingannya sesuai dengan fungsinya menunjukkan adanya suatu hubungan scalar yang merupakan sifat khas dari suatu organisasi. Oleh sebab itu banyak orang berpendapat bahwa kejeniusasn yang sungguh hebat dari masyarakat Roma terletak kepada keberhasilan Kekaisaran Roma dan kemampuan orang-orangnya untuk berorganisasi. Dengan memakai prinsip scalar dan pendelegasian otoritas, kota Roma telah diperluas menjadi suatu kekaisaran dengan efisiensi organisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.


b.      Gereja Roma Katolik

Jika dinilai berdasarkan usia, maka organisasi formal yang paling efektif dalam sejarah peradaban Barat adalah organisasi Gereja Roma Katolik. Usia organisasinya yang panjang itu tidak hanya disebabkan oleh daya tarik tujuannya, tetapi  juga karena keefektifan teknik organisasi dan manajemennya. Contoh yang mencolok dari teknik-teknik tersebut adalah perkembangan hirarki otoritas dengan scalar organisasi teritorialnya, spesialisasi aktivitas sesuai dengan garis-garis fungsional, dan pemakaian cara organisasi dengan adanya staf secara cermat sejak awal.

c.       Organisi Kemiliteran

Seperti dapat diperkirakan, sejumlah prinsip dan praktek yang lebih penting dalam bidang manajemen perusahaan modern dapat ditemukan dalam organisasi-organisasi militer. Kecuali Gereja, tidak ada bentuk organisasi lainnya dalam sejarah peradaban Barat yang dipaksakan, oleh masalah-masalah dalam pemanajemenan kelompok besar, untuk mengembangkan prinsip-prinsip organisasi. Meskipun organisasi-organisasi militer tetap agak sederhana sampai belakangan ini, karena sebagain besar dibatasi oleh perbaikan dalam bidang hubungan otoritas, namun setelah berabad-abad, mereka semakin meningkatkan teknik-teknik kepemimpinan mereka. Angkatan perang terdahulu, meskipin ada yang terdiri dari prajurit sewaan, seringkali mempunyai moral yang cukup baik dan hubungan yang saling mengisi antara tujuan perorangan dan kelompok.
Sejarah penuh dengan contoh tentang pemimpin-pemimpin militer yang menyampaikan rencana dan tujuan mereka kepada prajurit-prajurit mereka, dan dengan berbuat begitu mereka mengembangkan apa yang disebut sebagai suatu “kesatuan doktrin” didalam organisasi. Bahkan seorang komandan yang bersifat otokratis seperti Napoleon, menambah kuasanya untuk memimpin dengan member keterangan cermat mengenai maksud perintah-perintahnya.
Tetapi kemudian, organisasi-organisasi militer telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen lain. Yang paling penting dari prinsip-prinsip itu antara lain adalah prinsip staf, meskipun istilah “Staf umum” telah digunakan dalam tentara Prancis pada tahun 1790, dan meskipun fungsi-fungsi staf tertetu telah member cirri kepada organisasi-organnisasi militer selama berabad-abad, namun konsep modern dari staf umum dapat ditemukan pada tentara Rusia dalam abad kesembilan belas. Kelompok  itu, yang diorganisasi dibawah seorang kepala staf, member  nasihat dan informasi yang terinci dan menyediakan jasa-jasa penolong yang menjadi cirri-ciri pokok kemiliteran maupun segala macam usaha lainnya.

d.      Para Kameralis

Para kameralis adalah sekelompok cendekiawan dan administrator negara berkebangsaan Jerman dan Austria.  Mereka semua menganut ajaran yang percaya bahwa untuk mempertinggi kedudukan suatu negara, orang perlu meningkatkan kekayaan materi semaksimal mungkin. Para kameralis menekankan administrasi sistemastis sebagai suatu sumber kekuatan, dan mereka merupakan kelompok yang paling dini melakukannya.
Para kameralis juga percaya dalam universalitas teknik manajemen, dengan manajemen, dengan mencatat bahwa mutu yang sama, yang meningkatkan kekayaan seseorang, diperlukan dalam administrasi yang baik dari negara serta departemen-departemennya. Dalam mengmbangkan prinsip-prinsip manajemen, mereka member tekanan pada spesialisasi fungsi, ketelilitian dalam seleksi dan pelatihan para bawahan untuk posisi administrative, penetapan jabatan pengawas dalam pemerintahan, pelaksanaan proses hukjum, dan penyederhanaan prosedur-prosedur administrative.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resume: Military Technology and Conflict: Geoffrey Kemp PART VI (PROLIFERASI DAN ASIMETRI PEPERANGAN)

Mata kuliah Resolusi Konflik SEMESTER VI Military Technology and Conflict by Geoffrey Kemp Proliferasi dan Asimetri...