EVOLUSI PEMIKIRAN
MANAJEMEN
Walaupun teori dan ilmu manajemen itu tidak eksak
dan relative masih muda, namun perkembangan pemikiran mengenai manajemen,
sebenarnya sudah ada sejak manusia
berusaha mencapai tujuan dengan bekerjasama dalam kelompok.
Hal tersebut terbukti dari banyaknya catatan dan ide
yang berhubungan dengan manajemen yang sudah ada sejak zaman kuno. Diantaranya
adalah catatan dari orang-orang Mesir, Yunani,
pengalaman dan praktek administrative dari Gereja Katolik, organisasi
militer, dan para kameralis dari abad keenambelas sampai abad kedelapan belas.
a.
Manajemen
pada Zaman Kuno
Interpratasi terhadap tulisan peninggalan Mesir yang
sudah ada sejak tahun 1300 sebelum Masehi menunjukkan pengakuan betapa
pentingnya organisasi dan administrasi dalam negara-negara demokrasi di zaman
kuno.
Catatan-catatan yang serupa juga terdapat di China
purba. Perumpamaan-perumpamaan dari Confucius memuat saran-saran praktis untuk
administrasi negara yang baik, dan nasihat untuk memilih pejabat pemerintah
yang jujur, tidak memikirkan diri sendiri dan mampu bekerja.
Meskipun catatan peninggalan Yunani tidak member
banyak pengertian tentang prinsip-prinsip manajemen yang digunakan, namun
dengan adanya persemakmuran di Athena, yang disertai dengan dewa-dewanya,
pengadilan rakyat, pejabat adminsitrasi,
dan dewan jenderal, kita bisa melihat adanya penghargaan kepaada fungsi
manajerial. Definisi Socrates tentang manajemen sebagai keterampilan yang
terpisah dari pengetahuan dan pengalaman teknis sangat cocok dengan pengertian
saat ini mengenai fungsi-fungsi tersebut.
Catatan mengenai manajemen dari Romawi purba dengan
sangat jelas menjelaskan mengenai kompleksnya pekerjaan adminsitrasi yang
menghasilkan perkembangan luar biasa dalam bidang teknik manajerialnya. Adanya
para hakim Roma, dengan pembidangan menurut otoritas dan menurut tingkat
kepentingannya sesuai dengan fungsinya menunjukkan adanya suatu hubungan scalar
yang merupakan sifat khas dari suatu organisasi. Oleh sebab itu banyak orang
berpendapat bahwa kejeniusasn yang sungguh hebat dari masyarakat Roma terletak
kepada keberhasilan Kekaisaran Roma dan kemampuan orang-orangnya untuk
berorganisasi. Dengan memakai prinsip scalar dan pendelegasian otoritas, kota
Roma telah diperluas menjadi suatu kekaisaran dengan efisiensi organisasi yang
belum pernah terjadi sebelumnya.
b.
Gereja
Roma Katolik
Jika dinilai berdasarkan usia, maka organisasi
formal yang paling efektif dalam sejarah peradaban Barat adalah organisasi
Gereja Roma Katolik. Usia organisasinya yang panjang itu tidak hanya disebabkan
oleh daya tarik tujuannya, tetapi juga
karena keefektifan teknik organisasi dan manajemennya. Contoh yang mencolok
dari teknik-teknik tersebut adalah perkembangan hirarki otoritas dengan scalar
organisasi teritorialnya, spesialisasi aktivitas sesuai dengan garis-garis
fungsional, dan pemakaian cara organisasi dengan adanya staf secara cermat sejak
awal.
c.
Organisi
Kemiliteran
Seperti dapat diperkirakan, sejumlah prinsip dan
praktek yang lebih penting dalam bidang manajemen perusahaan modern dapat
ditemukan dalam organisasi-organisasi militer. Kecuali Gereja, tidak ada bentuk
organisasi lainnya dalam sejarah peradaban Barat yang dipaksakan, oleh
masalah-masalah dalam pemanajemenan kelompok besar, untuk mengembangkan
prinsip-prinsip organisasi. Meskipun organisasi-organisasi militer tetap agak
sederhana sampai belakangan ini, karena sebagain besar dibatasi oleh perbaikan
dalam bidang hubungan otoritas, namun setelah berabad-abad, mereka semakin
meningkatkan teknik-teknik kepemimpinan mereka. Angkatan perang terdahulu,
meskipin ada yang terdiri dari prajurit sewaan, seringkali mempunyai moral yang
cukup baik dan hubungan yang saling mengisi antara tujuan perorangan dan
kelompok.
Sejarah penuh dengan contoh tentang
pemimpin-pemimpin militer yang menyampaikan rencana dan tujuan mereka kepada
prajurit-prajurit mereka, dan dengan berbuat begitu mereka mengembangkan apa
yang disebut sebagai suatu “kesatuan doktrin” didalam organisasi. Bahkan
seorang komandan yang bersifat otokratis seperti Napoleon, menambah kuasanya
untuk memimpin dengan member keterangan cermat mengenai maksud
perintah-perintahnya.
Tetapi kemudian, organisasi-organisasi militer telah
menerapkan prinsip-prinsip manajemen lain. Yang paling penting dari
prinsip-prinsip itu antara lain adalah prinsip staf, meskipun istilah “Staf
umum” telah digunakan dalam tentara Prancis pada tahun 1790, dan meskipun
fungsi-fungsi staf tertetu telah member cirri kepada organisasi-organnisasi
militer selama berabad-abad, namun konsep modern dari staf umum dapat ditemukan
pada tentara Rusia dalam abad kesembilan belas. Kelompok itu, yang diorganisasi dibawah seorang kepala
staf, member nasihat dan informasi yang
terinci dan menyediakan jasa-jasa penolong yang menjadi cirri-ciri pokok
kemiliteran maupun segala macam usaha lainnya.
d.
Para
Kameralis
Para kameralis adalah sekelompok cendekiawan dan
administrator negara berkebangsaan Jerman dan Austria. Mereka semua menganut ajaran yang percaya
bahwa untuk mempertinggi kedudukan suatu negara, orang perlu meningkatkan
kekayaan materi semaksimal mungkin. Para kameralis menekankan administrasi
sistemastis sebagai suatu sumber kekuatan, dan mereka merupakan kelompok yang
paling dini melakukannya.
Para kameralis juga percaya dalam universalitas
teknik manajemen, dengan manajemen, dengan mencatat bahwa mutu yang sama, yang
meningkatkan kekayaan seseorang, diperlukan dalam administrasi yang baik dari
negara serta departemen-departemennya. Dalam mengmbangkan prinsip-prinsip
manajemen, mereka member tekanan pada spesialisasi fungsi, ketelilitian dalam
seleksi dan pelatihan para bawahan untuk posisi administrative, penetapan
jabatan pengawas dalam pemerintahan, pelaksanaan proses hukjum, dan
penyederhanaan prosedur-prosedur administrative.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar