KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan sikap atau sifat dasar dari
perilaku manajemen. Para ahli seperti Ralph M. Stogdill (1971) mendefinisikan kepemimpinanan
sebagai proses pengarahan dan memengaruhi aktivitas yang dihubungkan dengan
tugas dari para anggota kelompok. Oleh sebab itu, dari pengertian Stogdill
tersebut, kepemimpinan harus mencakup;
1. Melibatkan
orang lain atau bawahan. Para bawahan membantu menegaskan eksistensi manajer
dan memungkinkan proses kepemimpinan, karena kesanggupan mereka untuk menerima
pengarahan dari manajer.
2. Distribusi
otoritas. Yakni, manajer memiliki otoritas yang tidak mungkin seimbang antara
dirinya dan bawahan. Dengan kata lain, manajer memiliki otoritas untuk
mengarahkan beberapa aktivitas bawahan, sementara bawahan tidak dapat
mengarahkan manajer dengan cara yang serupa.
3. Selain
dapat memerintah, dan memberikan pengarahan, manajer juga dapat memengaruhi bawahan
dengan berbagai sifat kepemimpinannya.
KUALIFIKASI SEORANG PEMIMPIN
Mengenai kualitas yang harus dimiliki oleh seorang
manajer dalam setiap system seringkali berbeda dengan system lain. Oleh karena
itu, sulit unuk menetapkan kualifikasi seorang pemimpin yang berlaku dalam
segala zaman dan keadaan.
Chester Barnard (1968) berpendapat bahwa
kepemimpinan memiliki dua aspek yakni ; pertama,
kelebihan individual dibidang teknik kepemimpinan, dalam artian memiliki
kondisi fisik yang baik, memiliki keterampilan yang tinggi, menguasai
teknologi, memiliki persepsi yang tepat, pengetahuan yang luas, ingatan yang
baik, serta imajinasi yang meyakinkan akan kemampuan memimpin bawahan. Kedua adalah keunggulan pribadi dalam
hal ; ketegasan, keuletan, kesadaran dan keberhasilan.
Berbeda dengan Barnard, Hersey dan Blanchard (1980)
mengklasifikasikan karakteristik kualitas yang diperlukan bagi seorang manajer
adalah ; pertama, Mengerti perilaku
usaha masa lampau (understanding post behavior) yaitu sikap kepemimpinan yang dapat memahami
perilaku manusia . bawahannya agar dapat mengontrol mereka. Kedua, Memprediksikan perilaku masa
depan (predicting future behavior)
yakni kelanjutan dari memahami, maka setelah
itu seorang pemimpin harus mampu memprediksikan perilaku bawahannya pada
periode berikutnya. Dan ketiga,
pengarahan, perubahan, dan pengendalian perilaku (directing, changing, and controlling behavior) yakni mampu
mengembangkan keterampilannya dalam memberikan pengarahan, perubahan dan
pengendalian perilaku, serta bertanggung jawab untuk memengaruhi perilaku
bawahan.
Selain itu, seorang pemimpin selayaknya juga
haruslah memiliki sikap-sikap terpuji sebagai seorang pemimpin, karena ia
merupakan sumber identifikasi, motivasi dan moral bawahan. Dan memiliki prakarsa
yang tinggi, memiliki inisiatif sendiri (self
starter), dengan kata lain mampu memberikan gagasan, tetapi juga mampu
bertanggung jawab atas gagasannya tersebut. Memiliki sikap terbuka dan lugas,
intelegensi yang tinggi, widiasuara yang efektif (penyampai berita), hasrat
melayani bawahan (percaya kepada bawahan, mendengar pendapat mereka, dan timbul
keinginan membantu), serta sadar akan kondisi lingkungan.
TIPE KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
G.R Terry (1960) sebagai seorang pengembang ilmu
manajemen mengelompokkan tipe kepemimpinan sebagai berikut ;
1. Kepemimpinan
Pribadi (Personal Leadership)
Tipe kepemimpinan ini sering dianut oleh perusahaan kecil karena
kompleksitas bawahan maupun kegiatannnnya sangat kecil. Sehingga,
pelaksanaannya relative mudah dan efektif, karena biasa dilakukan tanpa
procedural yang berbelit.
2. Kepemimpinan
Nonpribadi (Nonpersonal Leadership)
Segala peraturan dan kebijakan yang
berlaku pada perusahaan melalui bawahannya menggunakan media non pribadi, baik
rencana, intruksi, maupun program penyeliaan. Pada tipe ini, program
pendelegasi kekuasaan sangatlah berperan dan harus diaplikasikan.
3. Kepemimpinan
Otoriter (Authoritarian Leadership)
Manajer yang bertipe otoriter
biasanya bekerja dengan sungguh-sungguh, teliti dan cermat. Karena itu, manajer bekerja dengan
peraturan dan kebijakan yang ketat. Meskipun agak kaku dan segala instruksinya
harus dipatuhi oleh bawahan, para bawahan tidak berhak mengomentarinya. Karena
manajer bertanggung jawab atas kemudi yang dijalankannya.
4. Kepemimpinan
Demokratis (Democrative Leadership)
Pada tipe ini, manajer beranggapan
bahwa ia merupakan bagian intergral yang sama sebagai elemen perusahaan dan
secara bersamaan seluruh elemen tersebut bertanggung jawab terhadap perusahaan.
Oleh sebab itu, agar seluruh bawahan merasa turut bertanggung jawab, maka
mereka harus turut berpartisipasi dalam setiap aktivitas perencanaan, evaluasi,
dan penyeliaan.
5. Kepemimpinan
Paternalistik (Paternalistic Leadership)
Ciri tipe ini adalah adanya suatu
pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan antara manajer dan perusahaan.
Tujuannya adalah untuk melindungi dan memberikan arah, tindakan dan perilaku
ibarat peran seorang bapak kepada anaknya.
6. Kepemimpinan
menurut bakat (Indigenous Leadership)
Tipe kepemimpinan menurut bakat biasanya muncul dari
kelompok informal yang didapatkan dari pelatihan meskipun tidak langsung. Akan ada
perbedaan pendapat dan persaingan didalamnya, yang akan menonjolkan bakat
pemimpin tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar