Kamis, 16 Agustus 2018

PLATO VS ARISTOTELES

Kali ini kita akan bercerita sedikit tentang dua dari tiga filsuf besar dunia, yaitu
1. Plato, dan;
2. Aristoletes

Plato adalah murid dari Socrates, dan Aristoteles adalah murid dari Plato.
Tetapi antara ketiganya memiliki filosofi yang berbeda.

Plato digambarkan sebagai seorang Idealis,
sementara Aristoteles adalah Realis.

MENGAPA? APA PERBEDAANYA?

Singkatnya, Plato lebih banyak berbicara tentang "Idea"; the Ideal of State, the Ideal of Vertue. Satu-satunya yang real bagi Plato adalah "Ide". Dan dunia, bagi Plato adalah semacam refleksi dari seluruh ide-ide yang ada didunia.


Plato
Atistoteles
Republic
Politics
The Ideal of State
(Bagaimana menciptakan perfect society)
A Working Governemnt
Transcend Human Selfishness
Acknowledge Human Selfishness
Soccial Unity (adalah tujuannya)
Balance



Mengacu kepada tabel, perbedaan mendasar antara pemikiran Plato (Idealisme) dan Aristoteles (Realisme). Plato membicarakan tentang Republik, sementara Aristoteles tentang Politik.
Plato membicarakan bagaimana kita bisa menciptakan perfect society, yaitu dengan menyingkirkan "private property" (kepemilikan pribadi). Hal ini karena, bagi Plato yang selalu menjadi penyebab terjadinya perselisihan antar manusia adalah klaim "ini milikku, dan ini milikmu".
Tapi tidak demikian dengan Aristoteles, Aristoteles menekankan bahwa itu adalah kenyataan, kenyataan yang ada tidak bisa dirubah, atau dihilangkan, tetapi kita bisa merencanakan bagaimana membuat suatu pemerintah yang bisa bekerjasama.
Oleh sebab itu, menurut Plato menciptakan dunia yang damai adalah dengan menyingkirkan keegoisan manusia. Sementara menurut Aristoteles keegoisan manusia adalah bagian dari survival, tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat diberdayakan.
Kesatuan sosial adalah tujuan dari pemikiran Plato.
tetapi bagi Aristoteles kesetaraan adalah tujuan pemikiannya.

1. Lebih Jauh tentang Plato
Athena, 2400 th yang lalu. Dimana sudah ada Gymnasium, Shoping Arcade, sekaligus rumah bagi seorang Filsuf besar dunia, Plato. Plato lahir dari keluarga kaya raya di kotanya, ia memiliki suatu tujuan yaitu membantu orang-orang untuk mencapai apa yang ia sebut dengan istilah eudoimonia (fulfilment).
Semasa hidupnya, Plato dibingungkan oleh banyak pernyataan Socrates. Socrates adalah seorang teman lama Plato yang banyak mengajarkannya pemikiran-pemikiran, meskipun ia tidak pernah menuliskannya kedalam sebuah buku. Sementara Plato menulis banyak sekali buku, dan nama Socrates sering ia sebutkan didalam tulisannya. Diantara tulisan Plato adalah; the Republic, the Symposium, the Laws, the Meno, the Apology.

Plato memfokuskan kepada 4 ide, tentang bagaimana membuat hidup menjadi lebih fulfil (terpenuhi)
1. Think More (kita harus memberikan waktu kepada diri kita untuk think more, secara hati-hati tentang hidup kita dan bagaimana kita harus menjalaninya secara logis. Karena menurut Plato kebanyakan kita membuat sebuah keputusan untuk diri kita adalah dengan mengambil jawaban yang paling "populer" atau "umum"diambil kebanyakan orang. Padahal, popular opinion sering kali membawa kita kepada kehancuran, dalam hidup, karir, hubungan, dsb. Jadi kuncinya adalah know yourself )
2.  Let your Lover Change You. Plato menyebutkan bahwa "True love is admiration", dengan kata lain pasangan yang kita butuhkan untuk hidup bersama haruslah seseorang dengan "very good quality" dan sangat mengetahui tentang diri kita. Plato mengatakan the right person for us adalah seseorang yang dapat membantu kita menumbuhkan potensi diri kita. Bagi Plato, good relationship adalah "a couple shouldn't love each other exactly as they are right now..", mereka seharusnya dapat mengedukasi satu sama lain, dan bisa mendorong pasangannya untuk dapat menjadi versi terbaik dari dirinya yang sekarang.
3. Decode the Message of Beauty. Semua orang menyukai keindahan, Plato datang dengan ide tersebut, dan kemudian bertanya Mengapa kita bisa menyukai keindahan?. Dan menemukan jawaban bahwasanya "keindahan" memberikan gambaran / representasi dari good life (hidup yang enak). Ini merupakan sebuah kesalahan yang sering terjadi menurut Plato. Manusia seringkali dikelabui oleh representasi dari keindahan suatu objek, dan melupakan "kualitas" adalah yang terpenting dari objek tersebut.  Sementara "Buruk" adalah representasi dari kehancuran, kesulitan, kemiskinan, padahal tidak selamanya demikian. Itu sebabnya Plato menekankan kita harus "berpikir kembali" dengan Bijak, Baik, dan Tenang (Wise, Kind, and Calm).
4. Reform Society. Pemikiran Plato tentang reform society membuatnya menjadi filsuf ethopian pertama di muka bumi. Plato menghabiskan banyak sekali waktu untuk memikirkan bagaimana seharusnya pemerintah memerintah rakyatnya secara ideal?. Didalam tulisannya Plato menceritakan bahwa dirinya terinspirasi oleh kisah SPARTAN. Spartan dianggap telah sukses mengorganisir rakyatnya, dari bagaimana anak-anak mereka makan, sampai kehidupan sex orang-orang Spartan. Tetapi bukan itu yang menjadi fokus perhatian Plato. Didalam bukunya "The Republic" Plato menuliskan hal-hal untuk mencapai fulfillment, diantaranya adalah "menghilangkan Demokrasi, dan menggantikan pemerintah dengan Filsuf"


2. Lebih Jauh tentang Aristoteles
Aristoteles lahir tahun 384 SM di Macedonia. Ayahnya adalah seorang Dokter Kerajaan Macedonia. Ia tumbuh menjadi seorang Filsuf yang akrab dengan panggilan "The Master". Tugas pertama Aristoteles adalah untuk membimbing Alexander the Great.
Aristoteles Membentuk sekolah pertamanya bernama Illysium.
Pemikiran Aristoteles terbangun dari beragam macam pertanyaan, "Mengapa Ayam itu lahir dari telur?" "Mengapa cumi mengeluarkan tinta?" dan lebih khususnya pertanyaan-pertanyaan tentang manusia, contoh,  
1. "Bagaimana caranya manusia bisa bahagia?", Aristoteles beranggapan bahwa manusia bahagia apabila mereka sukses, dan bagaimana manusia bisa mencapai kesuksesan?, menurut Aristoteles "komunikasi" adalah kuncinya; misalkan seseorang dengan skill komunikasi yang buruk, less-sense of humor sulit untuk beradaptasi, dan sebaliknya orang yang terlalu banyak bercanda akan sulit untuk mendapatkan kepercayaan.

2. "Apa gunanya teman?" Aristoteles mengkategorikan 3 kelompok teman yang berbeda. a) teman yang kita cari ketika bersenang-senang, fungsinya tentu saja untuk mencapai pleasure masing-masing b) true friends, yang menyukai kita, meskipun mengetahui kelemahan kita, yang perduli terhadap kita sebagaimana kita perduli terhadap diri kita, yang membuat diri kita terasa berharga, dan tempat dimana kita berbagi semua pikiran, perasaan, dsb, dan mendorong kita menjadi lebih baik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resume: Military Technology and Conflict: Geoffrey Kemp PART VI (PROLIFERASI DAN ASIMETRI PEPERANGAN)

Mata kuliah Resolusi Konflik SEMESTER VI Military Technology and Conflict by Geoffrey Kemp Proliferasi dan Asimetri...